fbpx

Beberapa Penyebab Setir Mobil Bergetar

Kendala setir mobil bergetar pada kecepatan tertentu tentu membuat para pengendara mobil tidak nyaman karena mengemudi jadi was-was.

Padahal Anda tidak perlu panik saat setir mobil Anda bergetar, hal tersebut bisa saja akibat dari hal yang sepele.

Seperti dikutip dari GridOto.com, hal yang perlu dikhawatirkan adalah apabila getaran setir terasa konstan pada kecepatan berapapun.

Karena itu tandanya terjadi sesuatu pada perangkat roda atau steering rack dari mobil Anda.

Namun, jika hanya bergetar pada kecepatan tertentu maka kemungkinan besar penyebabnya bisa dari bagian di bawah ini.

1. Pelek Belum Balancing

Biasanya pelek standar yang baru saja ganti ban akan terasa bergetar apabila tidak di-balancing ulang.

Karena setelah ganti ban baru, titik beratnya berbeda dengan ban yang lama, jadi perlu balancing ulang.

2. Pelek Tidak Pakai Center Ring

Hal yang umum dilakukan oleh para pemilik mobil yang ganti pelek aftermarket karena center bore yang lebih besar.

Karena tidak pakai center ring, maka kekuatan pelek jadi bertumpu pada baut roda sehingga pelek tidak duduk dengan kuat.

3. Ban Benjol

Ban yang benjol terutama pada roda depan akan membuat getaran terasa sekali pada setir.

Tidak hanya itu, getaran pun biasanya terasa ke seluruh bodi mobil.

4. Pelek Mengalami Peang

Pelek yang peang juga bisa mengakibatkan getaran pada setir.

Hal ini karena putaran roda jadi tidak bulat, melainkan cenderung naik turun akibat kontur pelek yang berubah.

Sebaiknyal, Anda segera servis sebelum peang berlanjut menjadi retak akibat kena hantaman lubang.

Perhatikan Kondisi Ban Motor saat Musim Hujan

Beberapa waktu belakangan, hujan deras kerap mengguyur beragam daerah di Indonesia. Anda yang menggunakan motor sebagai moda transportasi utama harus selalu waspada dengan kondisi jalan yang licin karena genangan air.

Saat musim hujan seperti sekarang, ban motor licin dan kurang cengkraman seringkali jadi penyebab kecelakaan.

Buat Anda yang sehari-hari pakai motor, harus tahu kondisi ban motor yang sudah tidak bagus lagi grip-nya saat musim hujan

Biasanya ban motor yang keausannya sudah lewat dari tread wear indicator akan licin saat dipakai di musim hujan.

Sekadar informasi bagi Anda, tread wear indicator atau TWI adalah batas ketebalan tapak ban motor.

TWI ditandai dengan logo segitiga pada dinding ban (side wall) atau tonjolan pada tapak ban.

“Ketika pattern atau alur ban sudah rata dengan TWI biasanya ban mulai licin atau goyang ketika dipakai di jalanan basah.

Namun, ada juga kondisi ban motor yang masih tebal pattern atau alurnya, tetapi sudah terasa licin saat dipakai berkendara di musim hujan.

Biasanya, Anda harus perhatikan usia untuk ban yang sudah berumur karena semakin berumur bannya maka karetnya akan semakin keras.

Ban yang semakin keras akan membuat traksi ke aspal berkurang sehingga ban akan licin saat dipakai di musim hujan.

Batas penggunaan ban motor paling lama adalah 5 tahun.

Hal tersebut merujuk rekomendasi pabrikan pada umumnya, banyak pabrikan pengembang ban merekomendasikan penggunaan ban motor itu paling lama 5 tahun.

Sebenarnya ketika sudah 6 tahun tapi alur ban masih tebal, ban masih bisa digunakan. Namun, performanya (grip terhadap jalan) tidak sebaik ban produksi baru.

Jadi, kalau ban motor kalian sudah berumur 5 tahun lebih, tetapi alurnya masih tebal, disarankan untuk diganti baru.

Sebab karet ban yang keras membuat kemampuan mengigit atau traksi terhadap aspal berkurang sehingga tidak akan maksimal traksinya, apalagi dalam kondisi hujan.

Mitos Rantai dengan Sambungan Mudah Putus

Sejak dahulu, ada mitos terkait rantai motor yang telah beredar luas. Banyak orang menganggap bahwa rantai motor yang dibuat tanpa sambungan lebih kuat daripada rantai yang punya sambungan.

Seperti kita ketahui, rantai motor di pasaran tersedia dengan model dengan sambungan rantai serta rantai tanpa sambungan.

Biasanya, rantai motor tanpa sambungan ini dikeluarkan oleh pabrikan spesifik untuk motor tertentu.

Sementara rantai motor aftermarket umumnya menggunakan model sambungan sehingga bisa digunakan pada banyak tipe motor.

Lalu, apakah benar rantai model sambungan kurang awet ketimbang rantai tanpa sambungan?

Sebenarnya, awet atau tidaknya komponen rantai motor sebetulnya tergantung dari perawatan rantai itu sendiri.

Dari pendapat orang-orang yang sering kita dengar, rantai dengan sambungan seringkali dianggap mudah putus. Akan tetapi, dari pengalaman nyata beberapa pemilik motor, rantai putus itu biasanya bisa terjadi karena memasang sambungannya salah.

Masih banyak pemilik atau mekanik motor yang memasang sambungan saat memasang komponen rantainya dengan salah atau terbalik sehingga rantai jadi rawan putus akibat sambungan lepas.

Nah, cara pasang yang benar yang perlu Anda ketahui adalah posisi klip penyambung rantai yang terbuka harus berlawanan dengan arah gerak rantai.

Kalau dipasang searah, nanti komponen rantai malah tidak kuat dan jadi rawan putus.

Meski begitu, rantai yang tidak memiliki sambungan model klip memang terbukti lebih kuat dalam menahan beban.

Namun kekurangannya, rantai tanpa sambungan model klip hanya bisa dipakai pada tipe motor spesifik dan perlu alat khusus untuk membongkar atau memasangnya.

Waspadai Kondisi Sokbreker Motor yang Kurang Prima, Kenali Cirinya

Sokbreker merupakan salah satu komponen wajib pada motor yang berfungsi untuk menjaga kenyamanan berkendara, terutama saat Anda harus melewati jalan dengan permukaan yang bergelombang atau jalanan penuh dengan lubang.

Selain itu, sokbreker pun sangat penting diperhatikan karena berkaitan langsung dengan kestabilan sepeda motor. Apalagi saat Anda harus menikung, sokbreker berkualitas baik sangat dibutuhkan agar motor tidak oleng dan membuat Anda terjatuh saat bermanuver dengan motor.

Masih banyak pemilik motor yang kurang awas dengan kondisi sokbreker depan motor bocor.

Ada beberapa ciri-ciri atau tanda yang wajib diwaspadai pemilik motor saat sokbreker depan motor bocor.

Jika sokbreker depan bocor atau rusak pasti terasa. Istilah para mekanik “bantingannya” akan berbeda dari yang biasanya.

Sokbreker yang rusak dapat membuat motor kurang stabil, terutama ketika Anda melewati jalan yang kondisinya rusak.

Dalam kondisi sokbreker rusak, kemampuan sokbreker dalam meredam guncangan tentu mengalami penurunan sehingga mengubah karakter motor.

Kondisi komponen sokbreker yang tidak maksimal akan membuat “bantingan” jadi terasa lebih keras atau mengayun, berbeda dengan saat kondisi sokbreker normal.

Sedangkan pada saat motor dipakai kecepatan tinggi atau saat berbelok, setang motor bakal terasa oleng sehingga jadi susah dikendalikan.

Jika Anda sudah merasakan gejala atau ciri itu saat berkendara dengan motor Anda, sebaiknya segera lakukan perbaikan pada sokbreker motor yang bocor.

Kalau terus dibiarkan, kondisi ini cukup berbahaya dan dapat memperbesar peluang celaka.

Biasanya kerusakan sokbreker depan itu sepele, akibat sil yang robek lalu oli bocor dan membuat kinerja sokbreker bermasalah.

Ciri fisiknya tentu adanya rembesan oli di sekitar sokbreker, jadi sebaiknya segera ditangani kalau sudah begitu.

Oleh karena itu, jangan biarkan sokbreker depan motor yang bocor karena bisa membuat motor kurang stabil dan tingkatkan risiko kecelakaan.

Perbaikannya dapat Anda lakukan di bengkel umum atau bengkel spesialis sokbreker kepercayaan Anda.

Thermistor: Komponen AC Mobil yang Tidak Boleh Diremehkan

Semua komponen pada mobil Anda pastinya punya usia pemakaian. Usia pemakaian ini merupakan semacam batasan waktu daya guna optimal dari sebuah komponen. Beberapa komponen pada AC mobil Anda juga sebenarnya memiliki batas usia pemakaian.

Contohnya, kompresor AC mobil yang sejatinya mempunyai masa pakai sekitar 5 tahunan dengan pemakaian normal.

Namun ada hal kecil yang apabila disepelekan bisa membuat kompresor AC jadi cepat jebol.

Hal kecil tersebut adalah komponen thermistor cooler yang letaknya berdekatan dengan evaporator AC.

Seperti dikutip dari GridOto.com, “Thermistor AC punya tugas untuk mengistirahatkan kompresor agar tidak bekerja terus menerus,” buka Supri dari bengkel spesialis Sedudo AC, Pondok Pinang, Jakarta Selatan.

Jadi, ketika suhu di ruang evaporator sudah mencapai suhu tertentu, thermistor memutus arus listrik kompresor AC mobil.

“Nanti ketika suhu di evaporator mulai meningkat, thermostat kembali menyalakan arus listrik kompresor agar kabin kembali sejuk,” jelasnya.

Tapi jika komponen ini rusak, maka kompresor AC menjadi kerja keras tanpa henti.

“Apalagi di putaran tinggi, kompresor AC ikut berputar kencang, padahal seharusnya kompresor di putaran tinggi itu dinonaktifkan oleh thermistor tadi,” beber pria ramah ini.

Hal ini yang membuat kompresor AC mobil semakin pendek usia pakainya.

Efek lain yang bisa diakibatkan dari kompresor bekerja terus menerus adalah evaporator menjadi beku.

Penyebabnya karena kompresor terus menerus bekerja mengeluarkan udara dingin tanpa henti.

“Kalau evaporator beku, AC mobil justru jadi kurang dingin karena sirkulasinya terhambat,” jelas Supri.

Selain itu blower AC pun juga tidak maksimal akibat evaporator yang membeku tadi.

Jika sudah begini, sebaiknya bawa mobil ke bengkel AC terpercaya agar dilakukan perbaikan dan penggantian komponen thermistor.

Pentingnya Membersihkan Residu Pengereman

Pada setiap motor atau mobil, kampas rem memiliki fungsi bergesekan dengan piringan cakram sehingga menghasilkan perlambatan laju kendaraan.

Kampas rem ini perlahan-lahan pasti akan mengalami keausan.

Residu yang dihasilkan oleh kampas rem biasanya akan menumpuk di sekitaran komponen tersebut.

Baik kampas rem cakram maupun kampas rem teromol pasti akan mengalami penumpukan residu berbentuk debu. Tentunya, debu hasil residu tersebut bisa mengganggu performa pengereman.

Kerap kali, pemilik mobil atau mekanik malas membersihkan kampas rem.

Padahal, malas membersihkan kampas rem bisa berakibat berbahaya bagi pengereman.

Seperti dikutip dari Gridoto.com, Sebagai contoh kampas rem cakram, kalau tidak dibersihkan maka residu bisa membuat gerakan piston kaliper tidak lancar.

Selain itu, residu akan banyak menempel pada bidang kampas rem sehingga mengurangi daya pakem rem tersebut.

Debu yang terlalu banyak menghalangi gesekan piringan cakram saat rem bekerja.

Alhasil, selain bisa mengurangi pengereman, residu debu ini membuat piringan cakram cepat terkikis.

Seharusnya rem dibersihkan setiap 10.000 km sekali, atau minimal setiap servis berkala agar tidak lupa.

Residu debu yang dibersihkan akan mengembalikan performa pengereman mobil tetap baik.

Kondisi rem yang bekerja optimal sangat berkaitan dengan keselamatan mengemudi.

Berbeda jika rem tidak pernah dibersihkan, efeknya pasti sangat berbahaya karena rem jadi kurang pakem.

Perhatikan Kondisi Ban Motor agar Bensin Irit

Belum lama ini, harga BBM naik lagi. Untuk bisa menyiasati hal tersebut dan tetap bisa menekan pengeluaran ongkos BBM, Anda bisa memperhatikan kondisi ban motor. Sebenarnya beberapa kondisi ban bisa membuat konsumsi bensin motor menjadi boros.

Seperti yang kita ketahui bersama, harga BBM naik lagi pada Sabtu lalu (03/09), pemerintah melalui Pertamina menaikan harga Pertalite dari sebelumnya 7.650 rupiah per liter jadi 10 ribu rupiah per liter.

Begitu juga solar dari sebelumnya 5.150 rupiah per liter jadi 6.800 rupiah per liter.

Tidak hanya itu, BBM nonsubsidi seperti Pertamax juga mengalami kenaikan sebesar 2 ribu rupiah atau dari sebelumnya dibanderol 12.500 rupiah per liter jadi 14.500 rupiah per liter.

Namun, yang harus Anda tahu adalah tidak semua konsumsi bensin motor boros disebabkan oleh mesin maupun gaya berkendara.

Ternyata ada kondisi ban motor yang bikin konsumsi bensin motor jadi boros.

Seperti dikutip dari GridOto.com, Abdul Malik, seorang mekanik dari Rumah Ban Motor, akan menjabarkan hal tersebut.

“Tekanan angin ban yang kurang dari anjuran bisa membuat konsumsi bensin motor jadi boros,” ucap Malik.

Menurut Malik, tekanan angin ban motor yang kurang akan membuat tapak ban yang bersentuhan dengan aspal jadi semakin besar.

“Ketika diisi beban (pengendara dan barang) tapak yang bersentuhan ke aspal jadi lebih banyak,” papar Malik.

“Selain bikin laju motor jadi berat, tekanan angin ban yang kurang juga bikin konsumsi bensin jadi lebih boros,” tuturnya lebih lanjut.

Agar laju motor tetap ringan dan konsumsi bensin tidak boros, Malik menyarankan untuk tetap jaga tekanan angin.

Minimal periksalah tekanan angin ban motor Anda setiap seminggu sekali.

Biasanya pabrikan sendiri sudah memberikan informasi mengenai anjuran tekanan ban ideal di motor menggunakan stiker.

Kalian tinggal ikuti saja anjuran tekanan angin ban sesuai rekomendasi pabrikan jika ukuran ban yang kalian gunakan masih sama dengan bawaan motor.

Nah, itu tadi kondisi ban motor yang bikin konsumsi bensin motor lebih boros.

Tips Irit Bensin saat Berkendara Mobil Matic

Baru-baru ini, harga BBM naik. Oleh karena itu Anda pasti butuh tips menyetir mobil matik supaya lebih irit BBM.

Dengan harga BBM naik, sesungguhnya ada cara bagi pengguna mobil matik agar lebih irit BBM untuk menekan biaya pengeluaran bahan bakar.

Salahs atu tips yang bisa kami berikan adalah menyesuaikan gaya menyetir mobil matik agar lebih hemat BBM.

Seperti dikutip dari GridOto.com, Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis Worner Matic yang juga sebagai pakar transmisi otomatis mobil di Indonesia memberikan tips menyetir mobil matik yang bisa bikin lebih irit BBM.

“Kunci utama mobil matik agar lebih irit BBM adalah menjaga putaran mesin,” buka Hermas.

Ia menyarankan untuk menjaga injakan pedal gas pada putaran mesin tidak lebih dari 2.000 rpm.

Baik dalam kondisi stop and go maupun sedang melaju konstan, jaga putaran mesin di bawah 2.000 rpm.

“Transmisi matik terdapat modul TCU (Transmission Control Unit) yang mendeteksi seberapa besar torsi yang dibutuhkan dengan percepatan laju mobil,” terang Hermas.

“Dari torsi yang dihasilkan mesin, rasio gigi mengatur secara otomatis untuk menjaga laju mobil dari putaran mesin rendah,” sambungnya.

Dengan ini, konsumsi BBM yang dihasilkan terjaga rendah seiring percepatan laju mobil.

Salah satu kelebihan transmisi matik adalah minim menghasilkan engine brake.

“Manfaatkan momentum laju mobil baik di jalan lurus atau turunan untuk sesekali melepas pedal gas,” ujar Hermas.

“Jadi ada momen saat mobil tetap melaju tanpa perlu menginjak pedal gas,” terusnya.

Terakhir, bisa manfaatkan fitur-fitur pendukung di mobil yang menambah efisiensi BBM.

Bisa gunakan mode berkendara ECO yang mengatur throttle response agar pembakaran mesin tidak berlebih dari injakan pedal gas yang dalam.

Atau penggunaan AC mobil yang bisa diatur tidak terlalu dingin agar beban kerja mesin ringan.

“Pada mobil kelas menengah ke atas ada fitur coasting supaya mobil bisa tetap meluncur tapi putaran mesin idle,” tutup Hermas.

Jangan Asal Buka atau Tutup Baut Pembuangan Oli Motor

Saat Anda ingin membuang oli mesin lama, Anda pasti melakukannya melalui baut pembuangan yang berada di kolong motor.

Baut pembuangan oli mesin ini ternyata harus diperlakukan dengan tepat dan tidak boleh asal saat pengencangannya.

Ada dampak yang akan terjadi jika baut pembuangan oli dikencangkan terlalu berlebihan.

Seperti dikutip dari GridOto.com, Triyono dari bengkel Family Auto Service (FAS) menjelaskan bahwa baut pembuangan oli yang dikencangkan berlebihan juga tidak baik.

“Drat di karter pembuangan oli ini jika sampai slek bisa berakibat berbahaya,” jelasnya.

Baut pembuangan oli mesin menjadi tidak kencang akan berdampak bisa lepas saat di jalan.

Begitu juga dengan baut pembuangan oli, bisa dengan mudah slek sehingga tidak bisa digunakan lagi.

Begitu juga dengan gasket yang jadi rusak jika pengencangan baut pembuangan oli berlebihan.

Tekanan baut yang berlebihan bisa membuat gasket drain plug jadi rusak.

“Biasanya akan terlihat ada rembesan oli dari sekitar baut,” beber Triyono yang bengkelnya di Bintara, Bekasi.

Cara yang benar dalam mengencangkan baut pembuangan oli itu adalah dengan menggunakan kunci torsi.

“Kunci torsi dengan ukuran yang tepat akan membuat umur drat menjadi lebih lama,” jelasnya lagi.

Jadi sudah enggak bisa asal tuh saat mengencangkan baut pembuangan oli.

Jangan lupa juga mengganti gasket drain plug jika sudah rusak.

Bocor Ban Mobil di Samping Bikin Berabe

Sebuah benda tajam yang tertancap tentunya bisa membuat ban mobil menjadi bocor.

Benda tajam yang mengenai ban pun posisinya bisa sangat tidak menentu, bisa terjadi di bagian ban mana saja.

Bisa saja benda tajam tersebut mengenai bagian dinding ban atau side wall sehingga menyebabkan kebocoran yang parah dan membuat runyam.

Tentunya jika kebocoran terjadi di samping ban mobil Anda, ban yang bocor di bagian samping ini ternyata sama sekali tidak bisa diperbaiki.

Seperti dikutip dari GridOto.com, Juju Eko Purnomo, selaku Chief Staff Technical Service Department PT Sumi Rubber Indonesia selaku produsen ban Dunlop, mengatakan jika ban bocor di samping wajib ganti baru. “Ban yang terkena bocor samping itu memang sama sekali enggak bisa diperbaiki atau dipakai lagi,” buka Juju.

“Hal ini terjadi karena bagian side wall merupakan bagian terlentur dari ban mobil,” tambahnya.

Walau dirancang kuat, tapi bagian side wall memiliki fleksibilitas yang baik.

Saat bagian ini bolong terkena benda tajam, seperti paku, dan ditambal maka akan percuma.

Saat mobil berjalan, tambalan ban tidak akan menutup sempurna bagian yang bolong.

Selain itu, bagian side wall ban memiliki beberapa lapisan penguat berupa benang nylon.

“Lapisan ini kalau terkena beda tajam terus putus maka struktur ban sudah rusak dan sangat berbahaya jika terus digunakan,” bebernya.

Kalau ada bagian samping ban yang bocor sebaiknya tidak digunakan lagi.

Mau enggak mau ya ban mobil harus diganti baru.

“Kalau bocor dibagian tengah ban atau tread masih diperkenankan ditambal,” tutup Juju.