fbpx

Kenali Ciri V-Belt Palsu agar Tidak Tertipu

Pada artikel kali ini, kami akan membahas tips servis CVT motor matic, terutama cara untuk dapat mengenali v-belt asli dan palsu di pasaran.

Servis CVT motor matic memang salah satu hal yang dianjurkan dilakukan secara berkala.

Di dalam servis CVT motor matic termasuk pengecekan dan penggantian v-belt.

Nah, buat Anda yang berniat mengganti v-belt saat servis CVT motor matic, waspadai v-belt palsu yang banyak beredar di pasaran.

Agar tidak menyesal kemudian, Anda harus bisa mengenali beberapa ciri v-belt palsu di pasaran agar tidak terjebak di kemudian hari.

Ternyata, ada ciri fisik yang bisa tampak jelas secara kasat mata antara v-belt palsu yang sedikit berbeda dengan yang asli.

V-belt palsu itu jika diperhatikan secara detail terdapat bercak putih di area pinggirnya.

Selain itu, masih permukaan v-beltnya juga terlihat berambut seperti beludru.

Sementara v-belt asli memiliki warna lebih gelap dan tidak ada bercak putih.

Kalau v-belt asli dipegang rasanya lebih licin, kalau yang palsu dia terasa kasar.

Selain itu akan terlihat kalau v-belt palsu ini jahitannya tidak rapi, kalau yang asli pasti rapi.

Membedakan lewat ciri fisik memang diperlukan karena sekarang membedakan lewat harga sudah cukup sulit.

Hal tersebut bisa terjadi karena sekarang harga v-belt asli dan palsu mulai mirip-mirip, ini yang dikhawatirkan karena biasanya v-belt palsu atau KW itu dulu harganya bisa beda setengahnya.

Agar Anda lebih aman dan terhindar dari v-belt palsu, baiknya Anda membeli langsung di bengkel resmi atau di toko sparepart yang memang kalian percaya ya.

Jangan Biasakan Tancap Gas saat Hujan Turun, Ini Alasannya

Anda pasti akan menjadi sangat kesal jika tiba-tiba turun hujan saat sedang asyik berkendara.

Tidak jarang pengguna motor langsung buru-buru tancap gas begitu turun hujan.

Mungkin harapan para pengendara motor yang langsung buru-buru mengebut tancap gas agar cepat sampai tujuan sebelum hujan semakin deras.

Padahal berkendara sesaat setelah turun hujan justru memiliki risiko kecelakaan yang lebih besar.

Hal tersebut seperti dikutip dari GridOto.com, diungkap oleh Muhammad Ali Iqbal, selaku Community Development and Safety Riding Supervisor Astra Motor Yogyakarta.

“Sekitar 10 menit pertama setelah turun hujan itu justru berbahaya,” ungkap Muhammad Ali Iqbal.

“Sesaat setelah hujan bisa jadi berbahaya karena lapisan aspal akan banyak mengeluarkan kotoran, seperti pasir yang mengakibatkan jalanan menjadi licin,” sambungnya.

Ia juga menambahkan, saat hujan cengkraman ban ke aspal juga bisa berkurang.

Oleh karena itu, sebaiknya Anda kurangi kecepatan saat tiba-tiba turun hujan, jangan malah tancap gas untuk buru-buru cepat sampai tujuan.

“Setelah 10 menit pertama setelah hujan, cengkraman ban baru mulai kembali optimal, dengan asumsi pasir di jalan sudah tersapu air dan aspal jadi bersih,” bebernya.

Iqbal juga mengingatkan penggunaan safety riding amat perlu dibiasakan.

“Terutama sepatu, sepatu riding yang baik bisa meminimalisasi keseleo jika terjadi kecelakaan, cirinya sepatu itu harus menutupi mata kaki,” tutupnya.

Hati-Hati dalam Mengganti Sekring Mobil

Anda mungkin saja pernah mengalami hal menyebalkan terkait dengan perawatan mobil Anda, yaitu salah satunya adalah menemukan sekring mobil putus.

Sekring sebenarnya bertugas sebagai pengaman jalur kelistrikan agar mobil Anda bisa terhindar dari korsleting.

Arus listrik pada setiap komponen kelistrikan pasti melewati sekring terlebih dahulu.

Sekring yang mengalami putus bisa kita ganti dengan yang baru.

Namun, ternyata kita tidak boleh asal mengganti sekring yang putus dengan ampere yang lebih tinggi dari bawaan mobil.

Intinya, Anda dilarang mengganti sekring dengan ukuran ampere yang lebih besar karena bisa menimbulkan masalah di kemudian hari bagi mobil Anda.

Sebenarnya, setiap ukuran sekring sudah dihitung kebutuhan arus listriknya, jadi kalau kita mengganti sekring dengan ampere lebih besar bisa menimbulkan masalah.

Jika ada komponen yang tersambung dengan sekring yang amperenya tidak tepat tersebut mengalami korsleting maka cepat atau lambat sekring tersebut akan meleleh.

Arus listrik yang kelewat besar mnalah membuat sekring aman dari panas. Alhasil, rumah sekring juga akan mengalami masalah seperti meleleh.

Kalau sekring selalu putus, sebaiknya Anda perbaiki komponen kelistrikan dan perkabelannya, jangan ganti sekring dengan ampere lebih besar.

Ganti sekring yang lebih besar amperenya juga berpotensi membuat mobil terbakar.

Tambah Paham Servis Besar dan Penggantian Komponennya agar Tidak Dibohongi Mekanik

Saat melakukan servis, ada kalanya Anda takut diperdaya oleh oknum mekanik yang sering melakukan penggantian komponen yang sebenarnya tidak perlu dilakukan pada motor Anda. Ada saja memang oknum mekanik yang berusaha mencurangi kliennya dengan cara tersebut. Akan tetapi, sebenarnya, memang pada situasi tertentu, ada komponen motor yang umumnya harus diganti, biasanya saat melakukan servis besar.

Servis besar motor umumnya dilakukan pada motor yang sudah cukup berumur atau sudah menempuh jarak yang tinggi.

Saat melakukan servis besar mesin motor, mekanik biasanya mengecek area mesin dengan cara membongkar total atau istilahnya “belah mesin”.

Saat melakukan “belah mesin”, pemeriksaan berfokus di area blok dan head silinder untuk mengecek kondisi komponen di dalam mesin motor.

Biasanya, saat servis besar dilakukan, ada pengecekan terlebih dahulu kemudian akan ada penggantian  komponen yang memang mengalami keausan atau kerusakan.

Servis besar sendiri disarankan dilakukan setiap motor sudah menempuh kelipatan 50.000 km. Biaya jasa melakukan servis besar pun beragam, kisarannya antara 400—500 ribu rupiah, belum termasuk penggantian komponennya.

Biasanya akan ada tiga komponen yang harus diganti saat melakukan servis besar.

Komponen pertama itu tentu saja paking, baik paking head maupun paking blok silinder harus ganti baru. Sebab, paking yang sudah dilepas akan rusak dan harus ganti baru untuk mencegah terjadinya kebocoran pada mesin.

Pasalnya, jika tidak langsung diganti dan dipasang yang lama lalu terjadi kebocoran, Anda akan merugi dua kali lipat untuk lakukan pembongkaran lagi.

Hal tersebut tidak sebanding dengan harga paking yang cukup terjangkau.

Lalu, komponen lain yang biasanya diganti adalah sil klep. Karena umur pakai sil klep ini sekitar 40—50 ribu km, baiknya ini diganti berbarengan dengan servis besar.

Komponen terakhir yang biasanya diganti adalah ring piston, sama seperti sil klep, umur dari ring piston itu sekitar 50 ribu km dan mulai mengalami keausan.

Jadi, sebaiknya jangan tunggu motor Anda “ngebul” baru ganti, kalau memang motor Anda sudah menempuh jarak 50 ribu kilometer dan sedang lakukan servis turun mesin, komponen-komponen tadi baiknya diganti sekalian.

Untuk biaya part seperti paking, seal klep, dan ring piston tidak mahal dan hanya tambah sekitar 100-an ribu rupiah saja untuk semuanya.

Servis besar ini juga wajib Anda lakukan ketika membeli motor bekas yang sudah menempuh jarak kelipatan 50.000. Nah, sekarang Anda tidak perlu khawatir “dikerjai” oleh oknum mekanik lagi karena sudah lebih paham terkait serba-serbi servis besar dan penggantian komponen mesin. Intinya, tidak perlu sampai servis besar atau “belah mesin” jika jarak tempuh motor Anda belum mencapai 50 ribuan km.

Merawat Lampu LED agar Tidak Cepat Putus

Penggunaan lampu bohlam pada motor sepertinya sudah terkesan ketinggalan zaman. Saat ini, kebanyakan motor keluaran terbaru menggunakan lampu berjenis LED. Sayangnya, seperti semua jenis lampu, lampu LED pun tidak terlepas dari beragam kendala, salah satunya adalah lampu putus atau mati lampu. Sebenarnya, ada hal yang bisa jadi penyebab utama lampu LED di motor cepat putus.

Lampu LED di motor cepat putus menjadi tanda ada masalah lain di komponen kelistrikan.

Padahal, lampu LED di motor sewajarnya awet dan tidak cepat putus seperti lampu jenis bohlam.

Sebab, selain irit listrik, salah satu kelebihan lampu LED ini memang soal masa pakainya yang tinggi.

“Lampu LED ini jauh lebih awet dari bohlam. Motor yang usianya sudah 10 tahun juga belum tentu rusak atau mati lampunya,” ujar Amirudin owner bengkel spesialis lampu Amink Projie di Jl. Ki Hajar Dewantara No.45, Ciputat, Tangerang Selatan

Namun, tentu saja kalian harus waspada agar lampu LED ini tidak mudah putus atau rusak.

“Penyebab utama LED di motor putus atau rusak itu karena korsleting. Jadi biasanya ada kabel yang mungkin terkelupas,” lanjut Amink sapaan akrabnya.

“Atau bisa juga karena kiprok yang bermasalah, jadi arus yang diterima lampu terlalu besar hingga mengakibatkan korsleting,” tambahnya.

Bukan cuma listrik berlebih, ternyata listrik yang terlalu lemah menuju lampu LED juga bisa bikin lebih cepat putus.

“Aki yang lemah juga bisa jadi penyebab. Sebab lampu LED butuh kelistrikan DC yang selalu stabil,” tegasnya.

Masalah seperti itu harus kalian hindari karena jika lampu LED bawan motor mati kalian harus ganti baru dan menguras kantong.

“Karena biasanya lampu LED bawaan motor itu dijualnya satu set dengan reflektornya. Makanya, harganya bisa ratusan ribu sampai jutaan tuh,” tutup Amink.

Nah, jadi perhatikan beberapa hal tadi agar lampu LED di motor tidak cepat putus.

Lebih Baik Belajar Motor Manual atau Matic?

Anda pasti tahu bahwa umumnya transmisi pada motor terbagi menjadi dua jenis, yaitu manual dan matic.

Bagi sebagian orang, motor dengan transmisi matic dinilai lebih praktis dan lebih mudah dikendarai ketimbang motor manual.

Asumsi tersebut membuat sebagian orang enggan belajar mengendarai motor manual karena lebih memilih belajar menggunakan motor matic.

Padahal menurut Instruktur Global Defensive Driving Consulting (GDDC), Andry Berlianto, seseorang yang baru belajar mengendari motor idealnya menggunakan motor bertransmisi manual.

“Kalau mau benar-benar dari awal bisa, mulai latihannya justru menggunakan motor manual,” kata Andry seperti dikutip dari GridOto.com, Kamis (23/6/2022).

Ia berpendapat, belajar menggunakan motor manual bisa memberikan wawasan tentang dinamika berkendara yang lebih baik ketimbang memakai motor matic.

Selain itu, belajar berkendara menggunakan motor manual juga bisa membuat orang tersebut lebih mengenal motor beserta sistem pengoperasiannya.

“Belajarnya itu pertama tentang mengenal kendaraan, lalu mengenal transmisi, lalu mengenal cara perpindahan gigi dan melepas kopling, lalu mengenal cara bermanuver beserta kebutuhan gigi-nya,” ucap Andry.

Hal tersebut dinilai akan bermanfaat bagi pengguna motor, untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan berkendaranya.

Jika sudah mahir menggunakan motor manual, nantinya pengendara tersebut akan lebih mudah menggunakan motor jenis apapun.

“Kalau sudah bisa naik motor manual, dari sana akan lebih mudah, naik motor apa saja akan lebih fleksibel,” pungkasnya.

Sebaliknya, jika pengendara hanya belajar menggunakan motor matik, orang tersebut akan kesulitan mengendarai motor manual.

Akibatnya, motor yang bisa dikendarainya hanya terbatas pada jenis matik saja.

Jika sewaktu-waktu pengendara tersebut ingin mengendarai motor manual, mereka harus kembali belajar untuk mengendarainya.

Jadi, jika Anda ingin lebih mahir dan lebih menguasai motor, lebih baik belajar menggunakan motor manual sejak awal.

Pelek Motor Sepeleng Bukan Hanya karena Kecelakaan atau Lubang di Jalan

Jika Anda tinggal di daerah pinggiran Jakarta, tentunya jalanan berlubang masih kerap Anda jumpai. Ditambah lagi, jika Anda mengendarai motor, pelek Anda kemungkinan bisa menjadi korbannya. Sesungguhnya, ada dua penyebab pelek motor peyang yang jarang disadari oleh para bikers.

Penyebab pelek motor peyang ini harus diperhatikan agar kendala pelek peyang tidak terjadi pada pelek motor Anda.

Bahayanya, saat pelek motor peyang atau sepeleng, ketika diajak bermanuver seperti berbelok maka akan terasa tidak stabil.

Umumnya pelek motor sepeleng atau peyang disebabkan karena crash atau kecelakaan.

Namun, seperti dikutip dari GridOto.com, bengkel spesialis press pelek dan rangka berikut ini ungkap dua penyebab pelek motor peyang atau sepeleng lain yang yang jarang diketahui orang banyak.

Tekanan Angin

Kondisi tekanan angin pada ban motor yang kurang dari rekomendasi ternyata bisa membuat pelek sepeleng atau peyang.

“Terutama pengendara yang jarang memperhatikan tekanan angin bannya,” buka Abdul Rahman, Mekanik Kusuma Press seperti dikutip dari GridOto, Senin (13/06).

“Soalnya kalau ban dalam kondisi kempis terkena lubang, yang kena duluan adalah pelek. Jika hantamannya keras bisa saja pelek peyang atau sepeleng,” tambah Rahman, panggilannya.

Perlu Anda tahu, salah satu fungsi ban memang sebagai peredam maka jika tekanan angin ban kurang, maka redamannya jadi kurang maksimal.

Kondisi Ban

Selain dari tekanan angin, kondisi ban motor yang kembangan atau patternya habis ternyata bisa jadi pemicu pelek motor sepeleng atau peyang.

Kok bisa ban botak bikin pelek motor peyang atau sepeleng?

Saat ban motor sudah botak kembangannya (pattern), lapisan karet luarnya sudah tipis,” jelas Abdul.

“Ban motor yang sudah tipis kemampuan meredamnya juga berkurang. Makanya kalau tiba-tiba menghantam lubang bisa membuat bibir pelek epeleng dan peyang,” tuturnya saat ditemui di Jalan K.H.M Yusuf Raya, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

Nah, itu tadi dua penyebab pelek motor sepeleng atau peyang yang jarang disadari banyak pengendara motor.

Agar Terhindar dari Mobil Terbakar, Perhatikan Kabel!

Dalam kurun beberapa bulan terakhir, kejadian mobil terbakar sepertinya sering sekali terjadi di berbagai kota di Indonesia.

Penyebab mobil terbakar umumnya bukan dari ledakan atau mesin panas, tapi justru dari kabel.

Kabel korsleting ditengarai menjadi penyebab paling banyak mobil terbakar.

Seperti dikutip dari GridOto.com, sebagian besar kasus mobil terbakar biasanya awalnya dari kabel korslet.

Dari kabel korslet ini kemudian bisa terjadi panas berlebih dan mulai membakar bagian lain mobil yang mudah terbakar.

Kabel korslet tadi bisa menyambar peredam panas kap mesin, atau paling apesnya langsung menyambar uap bensin.

Perlu Anda ketahui pula bahwa kabel korslet penyebabnya ada berbagai macam.

Pertama, bisa terjadi akibat kabel yang telanjang hingga bersinggungan dengan kabel lain.

Kabel telanjang ini, bisa saja akibat digigit tikus, lalu jadi terkupas pelindung kabelnya.

Hal semodel ini sering sekali terjadi di mobil Eropa, apalagi yang jarang dipakai. Secara logika, mobil yang hanya mangkrak sering jadi sarang tikus.

Kedua, akibat kabel yang sudah diakali, biasanya kabelnya sudah pernah di-jumper supaya dapat arus listrik, tapi bebannya jadi berlebih. Oleh karena itu, Anda harus hati-hati saat ingin melakukan jumper ke mobil Anda.

Jumper kabel atau sambung kabel, paling sering jadi penyebab kabel korslet.

Karena kalau sudah disambung asal-asalan, kita jadi tidak tahu beban listrik pada kabel akan menjadi kurang atau berlebih.

Yang paling berbahaya, jika beban listrik sudah berlebih, tapi kapasitas sekringnya terlalu besar jadi tidak putus-putus arus listriknya.

Hal inilah yang menyebabkan kabel jadi panas dan mulai terbakar.

Dengan demikian, penting bagi Anda untuk memperhatikan jalur kabel-kabel di mobil.

Efek Asal Mengganti Pelek Mobil

Perkara ganti pelek adalah hal yang lumrah dilakukan oleh para penggemar otomotif. Tidak terkecuali para pemilik mobil, mengganti pelek bukan hal yang salah, asal masih dalam prosedur yang benar dan aman.

Kesalahan paling sering terjadi saat ganti pelek mobil adalah ukuran diameter yang terlalu besar.

Pelek berdiameter lebih besar dari standar otomatis lebih berat, akibatnya adalah beban mesin jadi bertambah berat.

Imbasnya akselerasi jadi berkurang dan konsumsi BBM jadi lebih boros.

Pelek besar cenderung memperpanjang jarak pengereman karena rem mendapat beban lebih dari seharusnya.

Pelek besar dan lebar juga berimbas memperpendek masa pakai komponen seperti tie rod, ball joint, atau sokbreker.

Pemakaian pelek besar juga relatif menganjurkan pemakaian ban dengan profil tipis.

Efek samping dari ban profil tipis adalah, bantingan menjadi lebih keras dan velg lebih rentan peyang bila terkena lubang.

Pelek besar rata-rata mempunyai lebar lebih besar, dimana ukuran tapak ban juga menjadi lebih lebar.

Telapak ban lebar mengakibatkan mobil rawan aquaplaning alias hilang kontak antara ban dengan aspal ketika melintasi genangan air.

Pelek besar yang terlalu lebar juga bisa mengurangi kenyamanan, misal pelek gesrot dengan fender ketika mobil sedang mengayun.

Maka dari itu, kalau mau ganti pelek, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan toko pelek atau teman yang lebih berpengalaman agar dapat mengetahui perhitungan yang paling tepat.

Pilih Helm dengan Bijak agar Tidak Gerah

Mungkin Anda masih belum tahu terkait penyebab helm terasa panas saat dipakai berkendara jarak jauh.

Helm terkadang akan terasa panas saat dipakai riding sehingga bikin tidak nyaman di kepala.

Seperti dikutip dari GridOto.com, menurut Wahyu Aditya Utama, spesialis perawatan apparel 1Ds di daerah Petukangan, Jakarta Selatan, ada beberapa faktor yang mengakibatkan helm terasa panas saat dipakai riding.

“Paling utama, jelas adalah kesalahan dalam pemilihan ukuran atau size helm,” ungkap Wahyu atau akrab disapa Bang WU.

“Helm kekecilan atau terlalu nge-press itu bikin udara sulit bersirkulasi dan bikin panas. Jadi sebaiknya memang pilih helm yang tidak terlalu sempit,” tegasnya.

“Apalagi kalau kalian pakai helm kekecilan pasti kepala terasa sakit, jadi hindarilah beli helm terlalu kecil,” tambahnya.

Selain itu, kualitas helm yang jelek juga ikut andil kenapa helm terasa panas saat dipakai.

“Helm premium apapun mereknya pasti secara ventilasi sudah didesain lebih baik ketimbang helm biasa,” lanjut Bang WU.

Dengan ventilasi yang baik helm akan terasa lebih kedap, lebih sejuk saat dipakai riding karena sirkulasi udara dari ventilasi yang bagus dan benar-benar berfungsi.

“Kalau helm murah itu ventilasinya juga belum tentu berfungsi. Jadi ventilasi di helm itu penting sebetulnya apalagi di helm full face,” ucap pria yang lama menjadi spesialis perawatan apparel di ajang balap Asia ini.

Bukan cuma ventilasi, ternyata busa atau padding pada helm juga berpengaruh pada panas tidaknya helm ketika digunakan.

“Selain itu, kualitas helm premium pakai busa pipi yang bahannya lebih baik, terutama dalam menyerap keringat jadi kenapa helm premium mahal karena salah satunya mengedepankan kenyamanan,” tutupnya.

Nah, itu tadi beberapa hal yang sebabkan helm terasa panas ketika digunakan.