fbpx

Acuan Tepat untuk Mengganti Kampas Rem Motor

Tahukah Anda bahwa ketebalan kampas rem bukan satu-satunya acuan bagi Anda untuk menentukan waktu mengganti kampas rem motor?

Umumnya, acuan yang digunakan dalam menentukan waktu yang tepat untuk mengganti kampas rem motor adalah ketebalan dari kampas rem tersebut. Saat sudah melihat kampas rem sudah mulai tipis atau habis, biasanya pengguna motor akan segera melakukan penggantian.

Jika penggantian kampas rem tidak lekas dilakukan, tentu saja kondisi tersebut akan memakan piringan cakram dan berpotensi membuat piringan cakram pada komponen rem motor Anda menjadi tipis. Namun, ada kalanya kampas rem yang masih terlihat tebal harus segera diganti baru.

Karena dalam beberapa kasus ada saja kampas rem yang materialnya mengeras sehingga saat mengerem sudah tidak maksimal. Cirinya itu saat mengerem tuas rem motor Anda akan terasa keras, tetapi rem tidak menggigit dan daya berhentinya tidak terlalu pakem.

Ini biasa ditemukan saat ganti kampas rem pakai produk aftermarket, apalagi kampas rem yang mereknya tidak jelas.

Kondisi seperti ini bisa berpotensi memakan piringan cakram jadi cepat tipis namun performa pengereman juga menurun.

Sebaiknya, jika mengalami masalah seperti itu ada baiknya Anda segera ganti kampas rem motor dan jangan dibiarkan.

Jika hal tersebut dibiarkan, rem malah tidak berfungsi maksimal saat dibutuhkan dan bisa membuat risiko timbul kecelakaan karena pengereman yang buruk akan semakin besar.

Agar Ban Tubeless Motor Tidak Sering Kempis, Perhatikan Beberapa Hal Ini!

Anda mungkin pernah mengalami ban motor yang notabene sering kempis padahal sudah menggunakan ban tubeless yang biasanya lebih tebal dari ban biasa.

Nah, untuk itu Anda perlu mengetahui penyebab sebenarnya dari ban tubeless yang sering kempis ini.

Dikutip dari Suzuki.co.id, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab dari ban tubeless sering kempis.

Yang pertama adalah posisi pentil ban motor kendor.

Komponen mungil dari ban ini bisa menjadi alasan ban Anda kerap kehabisan angin dengan cepat.

Jika pemasangannya kurang rapat, udara dalam ban bisa keluar secara perlahan sehingga ban lama-lama menjadi kempis.

Kemudian hal yang kemungkinan menyebabkan ban sobat kempis adalah kebocoran yang kasat mata alias “bocor halus”.

Patut Anda ketahui bahwa bocor halus bukan hanya musuh ban tubeless, melainkan juga ban biasa.

Kebocoran ini bisa terjadi saat motor melaju di daerah yang tidak rata sehingga tertancap batu atau kerikil.

Akibatnya ban menjadi bocor meski hanya kecil yang menyebabkan udara keluar sedikit demi sedikit.

Yang ketiga adanya debu dan pasir yang menempel pada ban.

Butiran debu yang menempel selama di perjalanan juga salah satu faktor yang menyebabkan ban tubeless menjadi kerap kempis.

Biasanya pasir akan terselip dan mengisi antara ruang ban dan velg.

Kemudian jika tidak dibersihkan maka akan menimbulkan celah yang bisa membuat udara perlahan keluar.

Selain itu, velg yang bengkok juga bisa menjadi penyebab ban tubeless kehilangan tekanan.

Velg yang bengkok akan memberikan celah antara velg dan ban.

Celah tipis ini bisa menyebabkan angin keluar secara perlahan, jadilah ban mudah kempis.

Kemudian adanya paku yang menancap di ban tanpa disadari.

Salah satu keunggulan ban tubeless adalah tekanan ban tak langsung habis jika ada benda asing berukuran kecil seperti paku tertancap di ban.

Nah, karena tak langsung kempis juga yang menyebabkan Anda tidak sadar jika ada paku tertancap di ban.

Oleh karena itu, ada baiknya Anda sering mengecek keadaan ban tubeless agar tidak sering kembali kempis setelah beberapa jam dipompa.

Dampak Modifikasi Bobot Roller di Motor Matic yang Harus Anda Pahami

Ada anggapan bahwa mengganti roller bawaan pada motor matic bisa mengganti karakteristik tarikan mesin. Namun, sebelum memutuskan ganti bobot roller bawaan motor, Anda harus paham betul plus dan minus pakai roller dengan bobot lebih berat di motor matic.

Untuk mengubah karakter mesin motor matic, mengganti bobot roller jadi salah satu hal yang paling mudah dan umum dilakukan.

Pakai roller lebih berat di transmisi CVT motor matic bakal memberikan kelebihan pada saat dikendarai jarak jauh.

“Dengan pakai roller lebih berat efeknya napas mesin terasa lebih panjang di putaran atas, cocok buat yang ingin kejar top speed. 

Hasilnya pada saat motor dikendarai, putaran mesin bisa lebih rendah sehingga lebih irit bensin dalam kondisi berkendara di trek panjang.

Saat terpasang roller yang bobotnya lebih berat, kekurangannya memang mesin motor jadi terasa kurang bertenaga di putaran bawah.

“Nah kalau mesin standar sebaiknya enggak pasang roller terlalu berat dari bawaan, efeknya justru akselerasi turun dan top speed juga enggak meningkat jauh,” lengkapnya.

Contohnya kalau roller standar bawaan motor punya bobot 10 gram, maksimal diubah jadi 11 atau 12 gram saja.

Perlu dicatat bahwa penggantian bobot roller transmisi CVT hanya menggeser kurva tenaga mesin yang dihasilkan.

Sehingga kalian harus memilih apakah mau kejar akselerasi semakin enteng atau top speed yang lebih tinggi dari standar motor.

Nah itu tadi efek yang terjadi jika melakukan modifikasi roller ke motor matic yang harus Anda pahami baik-baik agar modifikasi Anda berhasil dan memuaskan.

Musim Hujan Harus Sering Cuci Motor, Tetapi Gunakan Sabun Cuci Motor yang Benar

Hal paling penting bagi Anda para pegemudi motor saat musim hujan adalah perkara mencuci motor setelah kehujanan. Namun, ada baiknya Anda tidak  mencuci motor yang kehujanan menggunakan sabun colek. Sabun colek masih cukup sering digunakan bikers saat mencuci motor.

Alasan dari banyaknya orang yang mecuci motor menggunakan sabun colek karena harga sabun colek yang murah serta mudah didapat.

Namun, sebenarnya, ada penjelasannya kenapa sabun colek tidak disarankan untuk mencuci motor di musim hujan seperti sekarang.

Sabun colek itu bisa berbahaya buat cat di bodi motor, makanya tidak direkomendasikan.

Soalnya sabun colek itu memiliki sifat yang keras dan asam karena memiliki kandungan angka pH yang rendah. Oleh karena itu, sabun colek tidak disarankan digunakan untuk mencuci motor.

Jika Anda masih sering mencuci motor menggunakan sabun colek pasti lama kelamaan body akan terlihat kusam.

Bodi motor yang kusam tadi adalah efek dari penggunaan sabun colek. Penggunaan sabun colek dalam jangka waktu yang lama membuat lapisan pernis pada bodi motor terangkat dan berakibat pada cat bodi tidak ada pelindungnya.

Kalau lapisan pernis pada bodi motor terangkat dalam jangka waktu panjang bodi motor pasti akan kusam terkena kotoran, sinar matahari, dan lain-lain.

Iwan menyarankan untuk tetap menggunakan sabun khusus untuk cuci motor yang banyak dijual di pasaran.

Atau misal kalian tidak yakin dengan sabun cuci motor yang dijual di pasaran Anda bisa bawa ke bengkel spesialis perawatan bodi. Nah, sekarang Anda jadi tahu kan ada efek negatif yang mengintai jika Anda masih sering mencuci motor menggunakan sabun colek.

Penggunaan Wax ada Ketentuannya, Penggunaan Rutin akan Menjaga Kilau dan Kilapnya pada Mobil dan Motor

Dalam melindungi cat mobil, sebaiknya penggunaan rutin wax sejauh apa yang dibutuhkan?

Wax adalah salah satu jenis cairan untuk proteksi lebih terhadap cat mobil dari cuaca dan panas matahari.

Stanley Tjhie, Business Opportunity Development Manager PT Laris Chandra selaku distributor produk car care Turtle Wax di Indonesia menganjurkan penggunaan wax cat mobil dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Hal tersebut harus dilakukan karena sifat cairan wax sangat temporer atau tidak bisa bertahan lama.

“Bahan dasar wax seperti lapisan lilin, umumnya pakai unsur carnauba,” terang Stanley.

Lanjut Stanley, lapisan wax yang seperti lilin memiliki tekstur cenderung lunak.

Dari segi ketahanan terhadap gesekan bahkan saat proses cuci mobil akan mudah terkikis.

“Lapisan wax cepat kering, tidak ada proses curing untuk bisa meresap ke pori-pori cat mobil,” tutur Stanley.

“Daya ikatnya yang kurang kuat hanya melapisi bagian terluar, lapisan wax cepat hilang,” terusnya.

Meski begitu, menurut Stanley lapisan carnauba idealnya bisa bertahan 6 bulan hingga 1 tahun.

Namun, iklim tropis Indonesia dengan intensitas paparan sinar ultraviolet matahari dan oksidasi yang tinggi memperpendek usia pemakaian wax.

“Keunggulan wax adalah terjangkau dan instan, memang harus lebih sering penggunaannya,” ujar Stanley.

Belajar dari Kisah Tragis Ini, Penting untuk Gunakan Lampu Peringatan saat Berbelok!

Kadang kala, permasalahan sepele saat berkendara ternyata bisa berakhir tragis bagi seseorang. Bahkan, yang akan kita bahas berikut ini adalah cerita nyata terkait hal sepele ketika berkendara yang berakhir tragis.

Sebuah kisah tragis menimpa seorang pria warga Kampung Muara, Desa Muara, Tangerang, Banten bernama Riyadi.

Bayangkan saja, hanya gara-gara masalah lampu sein Riyadi harus meregang nyawa di tangan pelaku bernama Rojali.

Mengutip berita dari Tribunjakarta.com, kejadian tragis ini bermula ketika Riyadi sedang berkendara santai pada Jumat (31/12/2021) lalu.

Lalu dari arah yang sama, muncul Rojali bersama kedua temannya melintas di belakang Riyadi.

Pada saat itu, Rojali dan kedua temannya diketahui berkendara dengan kondisi mabuk.

Kanit Reskrim Polsek Teluknaga, Ipda Adityo Wijanarko menuturkan, sebelum insidennya terjadi, Royadi sempat berbelok, tetapi tidak menyalakan lampu sein.

“Masalahnya sepele banget. Mereka (Rojali dan kedua temannya) naik motor terus korban (Riyadi) mau belok ke kanan tidak pakai lampu sein,” jelas Adityo seperti dikutip dari Tribunjakarta.com, Minggu (02/01/2022).

Merasa terganggu dengan Riyadi yang tidak menyalakan lampu sein, pelaku yang masih dalam keadaan mabuk pun tersulut emosinya.

Ia kemudian menegur korban karena berbelok tanpa menyalakan lampu sein.

Hanya saja korban merasa kesal dan tidak senang dengan perlakuan pelaku sehingga sempat terjadi cekcok.

Merasa kesal, korban kemudian pergi untuk melaporkan masalah tersebut ke RW setempat.

Namun, bersamaan dengan hal tersebut, pelaku yang sudah tersulut emosinya memilih pulang untuk mengambil senjata tajam.

“Korban melapor ke RW sekitar agar menegur pelaku. Tapi saat itu juga pelaku malah membacok korban di hadapan RW,” lanjut Adityo.

Setelah menghabisi korban, pelaku langsung menyerahkan diri ke Mapolsek Teluknaga untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya.

“Dia sendiri, temannya tidak ikut dalam pembacokan ini. Tetapi kami masih tetap akan mendalami kasusnya,” ujar Adityo.

Terlepas dari kasus itu, Anda perlu tahu kalau penggunaan sein saat akan berbelok atau berbalik arah merupakan hal yang wajib.

Bahkan, hal ini sudah diatur dalam pasal 112 ayat 1 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pada pasal 112 ayat 1 dijelaskan bahwa pengendara yang akan berbelok atau berbalik arah wajib mengamati situasi lalu lintas di depan, samping dan belakangnya serta memberikan israyat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan.

Jika pengendara ketahuan berbelok atau berbalik arah tanpa menggunakan sein, maka dirinya bisa dijerat sanksi yang sudah diatur pada pasal 294.

“Setiap pegendara yang akan belok atau berbalik arah tanpa memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan, bisa dipidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu,” isi pasal 294.

Tata Cara Pemasangan dan Pelepasan Sabuk Pengaman Perlu Kita Ketahui

Dalam komponen mobil, sabuk pengaman atau seatbelt menjadi salah satu komponen penting yang harus tersedia di mobil saat ini. Dengan penggunaan peranti tersebut, pengemudi ataupun penumpang bisa meminimalisasi cedera berat atau meninggal dunia saat terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, harus dipahami bahwa menggunakan sabuk pengaman bukan sekadar untuk mematuhi aturan lalu lintas, tapi juga untuk melindungi keselamatan diri. Sabuk pengaman wajib dikenakan dengan baik dan benar untuk menghindari hal yang tidak diinginkan saat kecelakaan.

Sayangnya, masih saja ada beberapa orang yang salah mengenakan sabuk pengaman atau seatbelt. Padahal, hal tersebut bisa berbahaya karena sabuk pengaman yang tidak terpasang dengan benar akan mengurangi tingkat keamanannya.

Sebelum membahas tentang cara melepas sabuk pengaman, Anda harus tahu lebih dulu bagaimana cara memasang sabuk pengaman yang benar.

1. Pemasangan sabuk pengaman tiga titik

Penggunaan model sabuk pengaman tiga titik ini banyak ditemukan pada mobil-mobil keluaran sekarang. Memasang sabuk pengaman model ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Pertama-tama, Anda cukup menarik sabuk dari holder. Tarik hingga sabuk bagian bahu mencapai pinggang. Pastikan sabuk tidak melilit leher atau menyelip dari bahu.

Kemudian, lihat sabuk bagian bawah yang posisinya horizontal. Pastikan sabuk bagian bawah tersebut terpasang melintasi pinggang Anda. Atur posisinya agar tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi (biasanya sejajar dengan pinggul). Cek kembali apakah ada bagian yang terpelintir.

Anda juga sebaiknya mengatur ketinggian serta kemiringan sandaran tempat duduk. Atur tempat duduk agar Anda bisa tetap duduk tegak selama mengemudi.

2. Pemasangan sabuk pengaman dua titik

Selain sabuk pengaman model tiga titik, ada juga mobil yang menggunakan sabuk pengaman dua titik. Biasanya, sabuk pengaman model ini ditemukan pada tempat duduk penumpang, terutama yang letaknya di tengah. Sabuk pengaman jenis ini juga umum ditemukan pada moda transportasi lainnya seperti pesawat terbang.

Memasang sabuk pengaman dua titik juga tidak sulit. Langkah pertama adalah dengan menarik sabuk pengaman hingga melintang sejajar dengan pinggul Anda.

Sebelum memasangkan sabuk, Anda juga bisa mengatur posisi tempat duduk terlebih dahulu. Setelah terasa nyaman, Anda bisa masuk ke langkah kedua, yakni memasang sabuk pengaman hingga terdengar bunyi klik. Pastikan sabuk tidak terpelintir saat Anda memasangnya.

Melepas sabuk pengaman mobil dengan baik

Sekarang mari membahas cara melepas sabuk pengaman mobil. Meski sebenarnya sederhana, Anda harus mengikuti langkah-langkah yang benar saat melepas sabuk pengaman. Hindari menarik sabuk pengaman hingga badan Anda terlepas. Cara seperti ini hanya akan membuat sabuk pengaman cepat rusak.

Cara melepas sabuk pengaman mobil yang benar adalah dengan menekan tombol pengunci. Cukup dengan menekan satu tombol ini, maka sabuk pengaman akan otomatis terlepas. Jika terasa sulit atau sabuk tetap tidak terlepas setelah menekan tombol, hindari untuk menarik sabuk dengan paksa.

Coba geser bagian bawah sabuk yang masuk ke tombol pengunci. Setelah itu, coba tekan kembali tombol pengunci. Hal ini bisa terjadi karena sabuk pengaman Anda tersangkut pada pengunci.

Meski sebenarnya sederhana dan mudah dilakukan, masih banyak orang yang mengabaikan cara memasang dan melepas sabuk pengaman mobil dengan benar. Akibatnya, sabuk pengaman tidak bisa memberikan keamanan dengan maksimal. Mudah-mudahan setelah menyimak artikel ini, Anda bisa jadi lebih paham pentingnya sabuk pengaman dan tata cara pemakaiannya.

Tips Penting di Kala Musim Hujan: Merawat Bagian Mur Roda Mobil

Sekarang, seperti sudah kita ketahui bersama, musim hujan telah tiba, sudah pasti mobil Anda akan sering kotor.

Salah satu komponen mobil yang sering kotor adalah sela-sela mur pada roda mobil.

Mur roda mobil yang kotor ini jika didiamkan ternyata bisa membuat bagian drat muncul karat.

Hal ini bisa terjadi karena air yang mengendap dan mengering di bagian sempit mur roda dengan pelek mobil. Intinya, musim hujan seperti ini rawan mur roda ditumpuki karat.

Sebaiknya Anda melakukan perawatan pada bagian mur roda mobil seminggu sekali. Jika mobil Anda sering kali kehujanan, mur roda harus rutin dibersihkan.

Cara melakukan perawatan ke mur roda mobil tidaklah sulit. Anda bisa membersihkan bagian mur roda dengan membuka mur roda dan memberikan cairan penetran yang disemprotkan ke bagian drat.

Penetran ini bisa membuat karat tidak bertambah banyak. Karat atau korosi di drat mur roda bisa membuat mur macet saat dibuka. Oleh karena itu penting untuk diperhatikan kondisinya agar tidak muncul karat yang lebih banyak.

Akan lebih baik bagi mobil Anda jika setiap mobil Anda habis kehujanan segera dibilas dengan air bersih dan keringkan bagian sela-sela mur roda.

Oleh karena itu, mudah-mudahan Anda semua tidak menyepelekan komponen mur roda. Bagian yang satu ini sangat penting untuk dibersihkan. Bagian sela-sela mur roda mobil yang bebas kotoran dan korosi akan memudahkan Anda saat nanti Anda butuh untuk mengganti roda.

Tips Memilih Busi untuk Motor Anda

Hingga saat ini, mungkin saja masih banyak yang bingung mengenai bedanya busi harian dan busi iridium atau busi balap.

Secara bentuk busi iridium dan biasa hampir sama. Namun, bila diperhatikan secara detail ujung elektrodanya berbeda. Bahan dan spesifikasinya juga tidak sama. Agar lebih jelas, berikut kami jelaskan karakteristik dari dua jenis busi yang bisa Anda pilih di bengkel untuk digunakan pada motor Anda untuk sehari-hari.

Busi Biasa

Busi ini disebut juga busi standar buatan pabrikan terbuat dari logam tembaga. Busi ini untuk kendaraan harian. Hal tersebut karena kemampuan kerjanya sudah di-setting dengan kebutuhan kendaraan standar. Ujung inti elektroda busi standar berbentuk batang kecil yang terbuat dari tembaga. Tembaga termasuk logam yang bisa menjadi konduktor cukup baik. Namun, tembaga gampang mengalami korosi. Titik leleh logam tembaga sendiri sekitar 1.085 celsius.

Meski biasa-biasa saja, ternyata umur busi standar relatif lama. Jenis busi ini lebih maksimal jika digunakan untuk rpm atau putaran mesin yang stabil, rendah, dan menengah. Sebab itu, busi berbahan tembaga ini mampu menghasilkan stasioner mesin stabil. Busi standar usia pakainya 8.000 sampai 10.000 km.

Busi Iridium 

Busi iridium kerap kali disebut busi racing atau balap. Busi ini cocoknya digunakan untuk kendaraan dengan rpm tinggi. Jenis busi ini termasuk busi dingin akan menghasilkan akselerasi lebih agresif dan bentuk ujung elektroda pada busi ini meruncing. Struktur busi ini dirancang demikian agar percikan api yang dihasilkan bisa merata. Ujung inti elekroda busi iridium meruncing terbuat dari material iridium yang menjadi konduktor cukup baik. Material ini sangat tahan panas dan antikarat karena titik lelehnya mencapai 2.000 celsius. 

Durabilitas yang dimiliki oleh besi iridium juga lebih baik dari pada busi konvensional. Oleh karena itu, umur pemakaian busi ini juga lebih panjang dari pada busi-busi lain. Meskipun tenaga yang dihasilkan tinggi, busi ini tidak begitu memerlukan tegangan listrik besar dalam memunculkan percikan api. Busi iridium dirancang sangat kecil sampai 0,4 mm, durabilitasnya lebih baik ketimbang busi standar. Umur busi iridium lebih lama diganti setelah menginjak 50.000 km.

Nah, setelah melihat penjelasan di atas mudah-mudahan Anda bisa menakar dan menimbang dalam menentukan pilihan busi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan Anda.

Jika Motor Sudah Menjelajah 50.000 km, Baiknya Ganti Komponen Ini!

Ada sebuah komponen pada motor Anda yang kami sarankan untuk diganti jika motor Anda telah menempuh jarak 50.000 km.

Komponen yang kami sarankan untuk diganti ini adalah komponen yang berada di dalam mesin.

Patut Anda ketahui bahwa di bengkel resmi, motor yang sudah menempuh 50.000 km pasti disarankan untuk servis besar dan ganti piston berserta ring pistonnya.

Hal ini berlaku untuk motor yang menggunakan piston model forged ataupun casting.

Meski piston model forged lebih kuat dari model casting, tetap disarankan untuk dicek dan diganti jika perlu setelah motor dipakai menempuh jarak 50.000 km.

Kalau berdasarkan ketentuan pabrikan, garansi ring dan piston itu hanya sampai 50.000 km atau 5 tahun pemakaian. Hal ini sebenarnya bisa menjadi patokan juga untuk mengetahui usia pemakaian piston dan ring piston. Hal ini harus menjadi perhatian Anda sebab ada banyak kasus ring piston motor mulai lemah ketika sudah menempuh jarak pakai 50.000 km.

Berdasarkan pengalaman, setelah menempuh jarak 50.000 km gejala ring piston lemah atau aus mulai terasa atau sering terjadi. Oleh karena itu, piston dan ring pistonnya disarankan untuk diganti setiap 50.000 km pemakaian.

Patut Anda ketahui pula bahwa pergantian piston dan ring piston motor berlaku juga untuk kelipatan 50.000 km, misalnya di jarak tempuh 100.000 km atau 150.000 km. Sedangkan untuk pergantian blok silinder bergantung pada kondisi dinding liner atau boring. Sebenarnya, selama belum ada baret pada boring, blok silinder tidak perlu diganti. Namun, jika Anda memiliki budget lebih, lebih baik ganti juga blok silindernya.