fbpx

Ingin Tarikan Bawah Kencang, Ganti Roller Bisa Jadi Solusi, tetapi Jangan Asal Ganti!

Belakangan ini banyak pengguna motor matic, utamanya yang masih berusia muda belia, melakukan modifikasi pada komponen roller. Sebaiknya, Anda jangan asal ikut-ikutan, sesungguhnya ada panduan jika ingin pakai roller lebih enteng di motor matic Anda.

Penggunaan roller yang lebih ringan biasa dipilih buat mereka yang ingin kejar akselerasi. Cara tersebut memang paling mudah dan murah kalau mau akselerasi motor matic lebih enteng di putaran bawah.

Namun, kita juga harus menyesuaikan perubahan roller dengan kondisi dan spesifikasi motor. Penggantian roller idak bisa asal menurunkan ukuran roller saja, sebisa mungkin jangan terlalu jauh dari ukuran atau bobot roller bawaannya.

Penurunan bobot roller paling banyak hanya boleh turun sekitar 2 hingga 3 gram dari roller bawaan. Di kisaran tersebut, performa motor masih relatif enak. Namun, Anda jangan sampai kelewat ekstrem.

Contohnya, di Honda Vario 150 yang bobot roller bawaannya 18 gram, turun sampai 15 gram dia masih aman terutama kalau kalian untuk penggunaan harian di jalan perkotaan.

Akan tetapi, dengan roller ukuran yang lebih kecil tentu saja tarikan atas motor jadi hilang, memang fokus untuk putaran bawah saja.

Selain itu, Anda harus tahu dampak dari modifikasi memangkas bobot roller. Efeknya selain membuat tarikan lebih enteng, penggunaan roller yang lebih tipis ini berpengaruh pada masa pakainya.
Biasanya makin enteng roller makin cepat tipisnya tergantung jarak yang Anda tempuh sehari-hari, makanya kalau memang motor dipakai harian dengan jarak yang jauh jangan kurangi bobot roller terlalu banyak juga. Patut Anda pertimbangkan pula kualitas roller yang akan Anda gunakan. Sebaiknya, Anda usahakan pilih roller dengan kualitas bagus. Misal mau aman, pilihlah roller keluaran pabrikan, tetapi cari yang lebih enteng. Hal tersebut harus Anda lakukan karena roller yang harganya kelewat murah rawan meleleh dan nanti bisa merusak pulley.

Hal Penting yang Harus Dipastikan Saat Memasang Ban Motor Baru

Pada saat Anda hendak mengganti ban motor dengan yang baru, jangan sampai salah, periksa dengan seksama arah rotasi ban motornya.

Baik ban depan atau belakang untuk motor, pasti tercetak petunjuk arah rotasi ban yang terletak di bagian dinding ban.

Karena fungsinya penting, petunjuk arah rotasi ban motor ini wajib diperhatikan pada saat ban dipasang ke pelek.

Perlu kita ketahui bahwa sebenarnya petunjuk arah rotasi ban diberikan supaya kembangan ban bisa berfungsi maksimal baik dalam mencengkram permukaan jalanan saat kondisi kering atau basah. Dengan memasang ban sesuai petunjuk arah petunjuk, ban jelas akan lebih terasa grip-nya dan Anda pasti akan lebih aman dalam berkendara.

Nah, sangat penting untuk memastikan tanda panah arah rotasi ban terpasang menghadap ke depan atau searah dengan laju motor.

Bukannya berpatokan pada arah rotasi ban, masih ada mekanik atau pengguna motor yang justru berpatokan pada desain kembangan ban yang ingin dipasang.

Hasilnya tentu saja justru berdampak negatif, seperti bikin ban jadi terasa licin dan slip meskipun kondisi ban baru.

Bukannya memecah air saat kondisi jalan basah, kalau alur ban terpasang terbalik justru jadi menampung air. Makanya jangan sampai salah pasang.

Sebab beberapa ban motor pun kini ada yang punya desain kembangan terbalik alias berlawanan dengan arah laju motor.

Meskipun kembangan ban tampak terpasang terbalik atau berlawanan dengan arah laju motor sebenarnya tentunya hal ini sudah dipertimbangkan oleh produsen ban.

Jangan Lupa Rutin Mengganti Busi agar Performa Motor Senantiasa Aman

Ada baiknya kalian stop mengeluhkan konsumsi bensin di motor mulai boros kalau kalian masih malas buat ganti busi di motor.

Pada umumnya memang dalam praktiknya banyak pengguna motor yang malas ganti busi motornya secara berkala.

Soalnya selama motor masih bisa menyala, meskipun sudah hitungan tahun tidak ganti busi umumnya pemilik membiarkan.

Namun, akan timbul pertanyaan. Memangnya apa hubungannya motor yang mendadak boros bensin dengan malas ganti busi?

Faktanya, sebenarnya malas ganti busi adalah pangkal dari faktor motor mendadak boros bensin.

Soalnya elektroda di busi seiring pemakaian pasti akan mengalami penurunan yang bikin pembakaran jadi kurang maksimal.

Kerak karbon yang ada pada busi usang bisa bikin penurunan performa akibat terjadinya pembakaran dini. Oleh karena itu, busi itu disarankan diganti di antara kelipatan 6—8 ribu km pemakaian.

Busi memang tetap bisa dipakai selama dia masih memercikan api, tetapi perlu kita ingat bahwa selain itu memang butuh alat khusus untuk mengecek penurunan performa busi ini.

Makanya jangan tunggu motor Anda susah menyala atau mati di jalan, sebaiknya kalian selalu ganti busi sesuai anjuran dari pabrikan masing-masing.

Sebab membiarkan busi yang sudah mengalami penurunan performa bakal banyak merugikan Anda.

Tips Penting bagi Pengendara Motor di Kala Musim Hujan

Musim hujan sudah tiba, para pengendara motor harus waspada! Yuk diingat lagi, biar motor enggak mudah mogok dan bikin celaka di musim hujan, ada 5 komponen penting pada motor Anda yang harus senantiasa dicek.

Seperti kita ketahui, paparan air hujan dan kotoran bisa mengganggu kinerja komponen motor. Tidak heran, di musim hujan pemilik motor harus lebih memperhatikan kondisi komponen motor agar tetap aman dan nyaman saat digunakan. Ada beberapa tips yang harus Anda simak agar performa motor enggak menurun saat musim hujan, simak beberapa penjelasan di bawah ini!

1. Setiap Habis Kehujanan, Langsung Cuci atau Bilas Motor Anda!

Kami akui mencuci motor setelah seharian berkutat dengan aktivitas Anda, di kantor, kampus, atau sekolah, mungkin akan sangat melelahkan dan bikin mager. Namun, mencuci motor setelah hujan sangat penting karena beberapa komponen motor Anda akan cepat menurun performanya jika sering terkena air hujan dan dibiarkan. Sebaiknya, Anda minimal membilas motor Anda dengan air mengalir agar kotoran dan pasir tidak mengendap dan berkerak.

2. Anda Perlu Sering Melumasi Rantai

Beberapa komponen seperti rantai juga perlu sering Anda lumasi agar tidak kering dan mudah patah.

3. Cek Kondisi Busi

Busi menjadi komponen ketiga yang kondisinya harus diperhatikan ekstra di musim hujan yang mulai merata di Indonesia. Kami menyarankan agar Anda tidak menerobos genangan yang tingginya melebihi posisi busi. Jika sudah telanjur, segera keringkan busi yang terkena air dengan cara dilepas dan segera pasang lagi saat kering.

4. Cek Tekanan Angin pada Ban dan Kondisinya

Cek kondisi kembangan ban dan tekanan udara agar traksi atau daya cengkram ban ke aspal saat hujan tetap optimal. Jika secara visual pola kembangan ban Anda sudah agak memudar, sebaiknya ganti ban Anda karena saat musim hujan kondisi ban dituntut untuk berada dalam kondisi paling prima. Ingat, jika angin pada ban berlebih pun akan mengakibatkan motor kurang enak dikontrol saat kondisi jalan basah, jadi sesuaikan dengan tekanan yang semestinya.

5. Perhatikan Keadaan Knalpot

Kelima, Anda disarankan memperhatikan kondisi knalpot dan memastikan saat lewat genangan air tidak lebih tinggi dari lubang knalpot.

Apabila air melebihi lubang knalpot dan mesin motor mati, sebaiknya Anda tidak menghidupkan kembali motor dan segera pergi ke bengkel terdekat untuk lakukan pemeriksaan.

6. Pastikan Komponen Rem dalam Keadaan Prima

Terakhir cek kondisi kampas rem, kotoran yang hinggap di kampas rem bisa sebabkan bunyi yang mengganggu ketika rem digunakan. Untuk perawatannya cukup rajin bersihkan komponen rem setelah motor digunakan.

Cara Paling Tepat dalam Membersihkan Kaca Helm di Musim Hujan

Musim hujan sebentar lagi akan tiba. Sudah tiba saatnya untuk para pengendara motor menyiapkan perawatan ekstra kepada helm kesayangannya. Artikel ini akan memuat tips membersihkan kaca (visor) helm yang paripurna. Karena helm kesayangan Anda pasti sangat Anda cintai, perawatannya tidak boleh sembarangan karena bisa menimbulkan baret. Simak beberapa tips berikut agar helm Anda senantiasa terawat di musim hujan.

Kondisi kaca helm sangat perlu diperhatikan terlebih saat musim hujan seperti sekarang. Saat Anda sering berkendara motor saat hujan, kotoran yang bisa menempel di kaca helm setelah digunakan akan semakin banyak. Untuk merawat kaca helm, pertama bersihkan lapisan luar jika sudah terlihat kusam atau terkena kotoran, debu, atau hujan.

Hal yang paling penting, kita harus memperhatikan betul perangkat yang akan kita gunakan untuk membersihkan kaca helm. Paling utama, pilihlah kain lap yang sesuai agar proses pembersihan tidak berisiko merusak kaca helm. Cara paling baik dalam membersihkan kaca helm adalah menggunakan kain dengan serat halus seperti kain mikrofiber yang dapat mencegah lecet akibat proses pembersihan.

Hindari penggunaan lap plas chamois atau “kanebo” karena penggunaan kain pembersih dari bahan tersebut malah rentan membuat kotoran halus menempel pada permukaan kain dan berisiko membuat guratan pada permukaan kaca helm.

Selain pemilihan kain lap yang harus tepat, penggunaan sabun untuk membersihkannya juga harus diperhatikan. Sebaiknya, dalam membersihkan helm, Anda menggunakan sabun atau cairan pembersih khusus untuk membersihkan kaca helm.

Sebaiknya, Anda jangan menggunakan sabun mandi atau sabun cuci piring karena dalam jangka panjang berisiko membuat kaca helm rusak. Anda harus menghindari juga penggunaan cairan pembersih kaca. Cairan-cairan yang disebutkan tadi biasanya mengandung amonia yang justru dapat merusak polikarbonat pada kaca helm yang berdampak menurunnya tingkat kejernihan.

Untuk praktik pengaplikasiannya, pertama bersihkan dulu visor helm dari kotoran kasar dengan cara disiram menggunakan air yang mengalir. Setelah kotoran kasar hilang dari permukaan kaca helm, Anda bisa membersihkannya menggunakan sabun dan lap mikrofiber.

Oke, itu tadi beberapa tips dan praktik yang benar dalam membersihkan kaca helm setelah digunakan berkendara saat hujan. Semoga tips ini bisa membantu Anda.

Mengapa Sebaiknya Menghindari Oli Bekas Saat Melumasi Rantai Motor?

Rantai adalah satu komponen penggerak motor yang sebenarnya memiliki fungsi penting, tetapi sering disepelekan. Fungsinya yang sangat esensial dalam memastikan laju motor seharusnya membuat kita sadar terkait pentingnya merawat dan menjaga performa rantai. Namun, sebagian dari kita hingga saat ini masih belum menyadari kebiasaan yang terkesan sepele, tetapi membawa dampak sangat buruk, yaitu kebiasaan membersihkan atau melumasi rantai motor dengan menggunakan oli atau pelumas bekas pakai. Kita harus sadar bahwa membersihkan rantai dengan oli bekas lebih banyak mudaratnya dari manfaatnya.

Ada banyak hal buruk yang bisa timbul jika kita senantiasa membiarkan rantai dilumasi dengan oli bekas di bengkel. Simak lebih lanjut untuk melihat beberapa alasannya!

Sering kali saat kita melakukan servis motor ke bengkel umum, ada mekanik yang menawarkan untuk melumasi rantai dan gir motor dengan menggunakan oli bekas. Praktik yang terbilang umum dan banyak dilakukan tersebut ternyata merupakan hal yang salah sehingga wajib dihindari.

Oli bekas yang dioleskan ke rantai bukannya bikin awet, tetapi malah bisa bikin rantai dan gir cepat aus dan cepat rusak. Kalau ditelaah secara lebih lanjut, kita tentunya sadar bahwa kondisi oli bekas pakai pastinya sudah bercampur dengan berbagai kotoran dan mineral timbal dari mesin.

Meskipun awalnya tetap bisa bikin rantai dan gir halus karena terlumasi, efeknya secara tampilan pun bikin komponen tersebut jadi kusam kalau pakai oli bekas. Bukan hanya itu, oli bekas juga bisa menjadi magnet bagi debu dan kotoran di sekitarnya untuk menempel sehingga bisa memperparah proses kerusakan rantai dan gir motor.

Akhirnya, sudah pasti bikin mata gir motor kita akan cepat aus dan rantai motor pun mudah renggang karena tercampur kotoran. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan saja chain lube untuk melumasi rantai motor Anda. Patut diingat, sebenarnya melumasi rantai dengan oli juga aman bagi rantai dan gir motor, tetapi harus kita pastikan kondisi oli yang digunakan masih baru.

Dengan menggunakan oli bekas sebagai cairan pelumas rantai motor, bukannya hemat, tetapi dampaknya malah justru bisa boncos karena harus banyak keluar biaya. Jadi, silakan tanggung sendiri akibatnya kalau Anda masih nekat pakai oli bekas untuk melumasi rantai dan gir motor.

Apakah Motor Baru Zaman Sekarang Masih Perlu Ritual Inreyen?

Sebagian dari kita, utamanya yang tahun lahirnya sebelum 2000-an, pasti pernah dengar istilah inreyen. Istilah ini dipakai untuk menyatakan “ritual”kepada motor atau mobil baru. Mobil atau motor yang baru saja keluar dari dealer harus diperlakukan hati-hati. Menjaga tarikan gas tidak berlebihan, tidak mengendarai mobil atau motor dengan membawa beban yang berlebihan, dan tidak mengerem secara mendadak adalah beberapa contoh “ritual” selama kendaraan masih dalam jangka waktu inreyen.

Lantas, sampai kapan inreyen ini dilakukan? Biasanya, inreyen harus dilakukan hingga motor atau mobil servis ke bengkel resmi pertama kali. Nah, di era modern seperti sekarang pastinya timbul pertanyaan. Apakah masih perlu melakukan treatment inreyen pada motor atau mobil keluaran terbaru?

Saat ini teknologi pembuatan mesin motor atau mobil sudah semakin canggih. Liner atau dinding blok silindernya yang awalnya hanya berbahan besi kini ada yang terbuat dari campuran aluminium atau bahkan keramik.

Misalnya saja pada salah motor-motor keluaran Jepang terbaru keluaran baru dikenal dengan blok silinder Die Aluminium Silicon. Dengan kemajuan teknologi pembuatan mesin motor, masih perlu tidak melakukan inreyen buat motor?

Menurut beberapa teknisi ahli dari bengkel-bengkel tepercaya, inreyen pada motor sekarang sudah tidak perlu dilakukan.

Inreyen pada motor baru tidak lagi perlu dilakukan karena biasanya motor baru sudah dites dan inreyen di dalam pabrik. Oleh karena itu, ketika nanti diantarkan ke konsumen motor-motor yang baru keluar dari dealer tersebut bisa langsung dikendarai secara lumrah.

Meskipun sudah tidak perlu inreyen, ada baiknya para pemilik motor baru tersebut tidak telat melakukan servis pertama. Servis pertama umumnya dilakukan pada 1.000 km atau satu bulan setelah motor diterima. Pada 1.000 km atau satu bulan awal motor keluar dari pabrik dan kemudian dipakai harian biasanya ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan montir di bengkel. Dengan disiplin melakukan jadwal servis pertama, jika ada kerusakan atau hal ganjil pada motor bisa segera langsung ditangani.

Pada motor-motor keluaran terkini, proses inreyen sebenarnya sudah tidak perlu lagi dilakukan. Misalnya saja seperti pada salah satu brand dari Jepang, blok silindernya sudah pakai Die Aluminium Silicon dan pistonnya sudah forged sehingga lebih presisi dan minim terjadi minor atau cacat. Pada zaman dulu, saat masa inreyen ada anggapan motor tidak bisa boncengan dan tidak boleh digeber terlalu keras, sekarang ini boleh-boleh saja motor baru membawa boncengan dan sesekali digeber pada rpm tinggi.

Jangan Asal Mengubah Settingan Busi Jika Tidak Ingin Mobil Anda Berkurang Tenaganya

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan terkait salah satu komponen pada mobil, yaitu busi, sebuah komponen kecil yang fungsinya sangat besar. Setiap busi memiliki celah pada elektroda inti dengan elektoda massa. Perlu kita ketahui bahwa celah busi ini sudah disesuaikan dari pabrik pembuat sesuai dengan spesifikasi busi tersebut. Gap ‘celah’ busi ini haram hukumnya untuk diubah menjadi lebih rapat atau lebih renggang dari ukuran standarnya. Namun, masih banyak orang yang berusaha mengubah gap busi dengan alasan untuk meningkatkan performa busi.

Ukuran gap busi bawaan pabrikan sudah paling ideal dan jangan diragukan lagi. Umumnya, gap busi mobil itu ada di antara 1 mm sampai 1,1 mm, dan ukuran tersebut sudah sangat ideal. Kalau ukuran gap busi diubah, misalnya menjadi lebih rapat maka daya quenching busi menjadi tidak optimal. Hal ini jelas membuat proses pembakaran akan terganggu.

Anda mungkin bisa merasakannya dengan tenaga mesin mobil yang menjadi kurang maksimal akibat ukuran gap busi terlalu rapat. Begitu juga jika Anda mengubah ukuran gap busi menjadi melebihi batas toleransi. Akibatnya, api busi tidak akan menjangkau dengan baik dan lagi-lagi pembakaran tidak akan maksimal. Kalaupun masih dipaksakan, loncatan bunga api akan lama sehingga pembakaran akan telat, tanda dari pembakaran telat bisa dirasakan saat mobil terasa brebet atau respons akselerasi terganggu.

Intinya, jika Anda nekat mengubah ukuran gap busi, tenaga mesin mobil pun akan berkurang drastis. Oleh karena itu, ingat ya, jangan mengubah gap busi di luar ketentuan yang sudah ditetapkan oleh produsen busi.

Lakukan “Ritual” Ini Supaya Mur Roda Mobil Aman Sentosa

Dewasa ini, tidak semua pengendara mobil mengerti “ritual” yang tepat saat harus pasang roda. Hanya karena ingin cepat maka saat memasangan mur roda sering kali dilakukan sembarangan. Saat mengencangkan mur roda mobil, sebaiknya Anda lakukan “ritual” yang tepat, yaitu secara bertahap dan menyilang.

Pengencangan mur roda saat hendak ganti ban karena bocor misalnya, hukumnya wajib disilang. Syarat “ritual” menyilang bukanlah sebuah mitos atau hanya karangan semata. Pengencangan mur roda yang tidak sesuai “ritual” atau hanya asal-asalan akan membuat tekanan mur enggak merata.

Karena tekanan mur roda tidak merata, roda bisa jadi rawan oleng atau putarannya tidak merata. Hal ini jelas akan mengganggu putaran roda dan membuat mobil menjadi kurang stabil saat dipacu pada kecepatan tinggi.

Tekanan mur yang tidak merata ini juga bisa membuat hub dan pelek mobil menjadi rawan rusak. Risiko-risiko negatif tadi tidak akan terjadi jika Anda sudah melakukan “ritual” mengencangkan mur roda, yaitu dilakukan secara menyilang.

Jika “ritual” sudah ditunaikan, hub dan pelek tekanannya akan sama sehingga roda tetap lurus.

Mengemudi akan terasa lebih aman dan nyaman jika proses pengencangan mur roda mobil dilakukan dengan benar. Jangan lupa juga saat kencangkan mur roda mobil gunakan kunci torsi. Nah, sekarang jangan lagi mengencangkan mur roda sembarangan ya, ingat sama “ritual” menyilang ya!

Tips Agar Mur Pelek Motor Anda Tidak Tersangkut dan Awet

Para pemilik kendaraan roda dua simak tips penting berikut ini! Ada dua hal yang bisa jadi penyebab mur pengikat pelek motor susah dibuka. Mur pengikat pelek di motor memang harus dikencangkan dengan baik. Tujuannya dari hal tersebut sudah jelas, supaya pelek motor tidak mudah lepas saat kita mengendarai motor. Namun, karena terlalu kencang, akan timbul risiko yang malah bisa bikin repot pada saat pelek motor harus dilepas dari motor saat diperlukan.

Seharusnya mur pengikat pada velg dikencangkan secukupnya saja, tidak perlu sampai sekuat tenaga atau bahkan pakai pipa panjang supaya mur terikat kencang. Selain menjadi sebab nantinya mur jadi sulit dilepas, drat mur pelek bisa slek dan aus jika diputar kelewat kencang sehingga nanti jadi tidak bisa dipakai lagi. Tidak hanya itu, hal lain yang sering menjadi sebab mur pelek di motor jadi susah dibuka adalah adanya karat. Seiring pemakaian, mur pelek motor bisa berkarat. Hal tersebut bisa terjadi karena ada kotoran dan air yang masuk ke celah ulir mur baut.

Oleh karena itu, ada baiknya sebelum membongkar pelek, biasakan menyemprotkan cairan penetran lebih dulu ke bagian celah mur baut pelek di motor. Dengan menyemprotkan cairan penetran lebih dulu, jika ada karat atau kotoran yang menempel, kotoran atau karatnya akan rontok sehingga memudahkan saat proses pembongkaran.

Mudah-mudahan Anda menjadi paham dan mahfum terkait penyebab umum mengapa mur pengikat di pelek motor terkadang menjadi sulit pada saat ingin dibuka. Oleh karena itu, agar komponen kaki-kaki, khususnya mur pelek motor aman,  jangan kelewat kencang saat memasang mur dan jangan lupa beri penetran agar tidak mudah karat!