fbpx

Apakah kemacetan di kota-kota di Indonesia tidak ada jalan keluarnya? Apakah sudah sepantasnya kita mulai mempertimbangkan untuk bermigrasi ke planet selain Bumi demi kehidupan yang tidak terlalu mencekam bagi jiwa? Salah satu masalah pelik yang tidak bisa kita hindari dari hidup di kota besar adalah kemacetan. Sepertinya, dengan kian hari semakin banyak populasi manusia di bumi, kemacetan adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Namun, sebenarnya, ada jalan keluar untuk mengurangi kemacetan, seorang pemerhati masalah transportasi, Budiyanto, menjelaskan sistem Transit Oriented Development (TOD) diklaim bisa menjadi salah satu solusi mereduksi kemacetan.

Menurutnya, pembangunan berorirentasi TOD merupakan sebuah pola pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi sehingga kita bisa saja menciptakan sebuah kota yang efisien. “Konsep Transit Oriented Development memiliki sebuah tujuan yaitu untuk memberikan sebuah alternatif dan pemecahan masalah kemacetan,” kata Budiyanto, Senin (11/10/2021).

Konsep Kawasan TOD mengintegrasikan jaringan transit secara regional, dan melengkapi strategi pengembangan lingkungan yang telah ada di sekitar simpul transit “Saya menyarankan agar program yang sudah ada tetap berjalan dan lakukan evaluasi, supaya lebih maksimal untuk mengatasi masalah kemacetan dengan mengakselerasikan konsep Transit Oriented Development,” tutur Budiyanto lagi.

“Konsep tersebut adalah suatu konsep pengembangan kota melalui pendekatan tata ruang campuran dengan memaksimalkan moda transportasi umum,” sambungnya. Budiyanto menambahkan, untuk mewujudkan konsep ini biayanya memang cukup mahal, tetapi apabila dikaji akan tetap lebih menguntungkan.

“Karena kebutuhan mereka dapat terpenuhi di kawasan tersebut dengan hanya menggunakan sarana Jalan kaki, bersepeda atau transportasi umum apabila mau keluar dari kawasan tersebut,” ucapnya.

Salah satu contoh negara yang sukses menerapkan konsep kawasan Transit Oriented Development yaitu Singapura. Keberhasilan penerapan konsep kawasan Transit Oriented Development membuat banyak warga Singapura dimanjakan dengan fasilitas dan infrastruktur, terutama transportasi massal yang terintegritas dengan hunian dan tempat aktifitas sehari-hari.

Adanya konsep kawasan Transit Oriented Development ini telah mendorong masyarakat untuk memusatkan aktivitas sehari-hari disekitar stasiun transit atau paling tidak masih di dalam koridor transit. Dengan konsep pengembangan tersebut pola pikir masyarakat akan berubah, masyarakat akan hilang rasa enggannya untuk menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">HTML</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>