fbpx

Kisah Masa Kecil Enea Bastianini

Orang tua Enea Bastianini baru saja mengungkap masa kecil anaknya sebelum menjadi punggawa tim Ducati Lenovo di MotoGP 2023 ini.

Masa kecil Enea Bastianini ini ternyata jauh berbeda dengan pribadi sang pembalap MotoGP yang dikenal banyak orang saat ini.

Saat ini, Enea Bastianini dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tak banyak bikin statement di MotoGP, padahal dulunya berbeda.

Bahkan saat sudah membela tim Ducati Lenovo pun, Bastianini masih terlihat tak begitu sering keluar dan berkumpul dengan pembalap-pembalap lainnya.

“Dari segi karakter, Enea kecil berlawanan dengan sekarang,” kata Emilio Bastianini, ayah Enea, seperti dilansir dari GridOto.com.

“Sejak kecil dia benar-benar gaduh, sedangkan dia sekarang cenderung pendiam. Sampai usianya dua tahun, aku dan ibunya tak bisa tidur nyenyak,” jelas sang ayah.

Saat menginjak bangku sekolah, sifat gaduh Bastianini sedikit berkurang, hanya sedikit.

Tapi lebih sering membuat masalah dan orang tuanya sering dipanggil di sekolah.

“Sekolah selalu ada masalah. Beberapa guru memahaminya, ada momen kritis yang ditangani dengan baik, tapi beberapa guru lainnya tidak menoleransinya,” sambungnya.

“Aku sempat mendengar bahwa dia dibilang akan menjadi kriminal saat dia tumbuh besar,” jelas Emilio.

Sang ibu, Antonella, menyebut anaknya memang suka bergerak dan gaduh.

“Dia bukannya hiperaktif saaat kecil. Dia hanya selalu bergerak, sulit diatur, tapi jiwanya baik. Dia mulai sedikit dewasa ketika tiga atau empat tahun,” kata sang ibu.

Saat mulai sedikit bisa diatur, Emilio dan Antonella memutuskan membelikan minimoto untuk Enea.

“Mengendarai minimoto membuatnya bertanggungjawab. Sebagai anak dia selalu tertarik ketika melihat motor di lampu lalu lintas. Suatu hari aku mengajak Enea ke toko suku cadang skuter dan di sana ada minimoto jadi dia mendapatkannya di sana, dia tak mau mundur lagi sejak itu,” kata sang ayah.

“Aku ingat betul momen di bawah lampu lalu lintas, menyadari passion besarnya. Kami kemudian melakukan tes minimoto dan dia sangat kencang,” jelasnya.

Selain minimoto, ayah dan ibu Bastianini juga mengenalkan sang anak ke dunia renang.

Juara Moto2 2020 ini ternyata menunjukkan bakatnya di dalam air.

“Aku dan istriku awalnya tak begitu kenal dunia balap motor, jadi kami juga mengajaknya berenang. Setelah dua tiga latihan saja, instrukturnya bilang bahwa dia punya potensi ikut kompetisi renang indah,” sambungnya.

“Kami suka itu karena ini murah. Tapi kami menjalankan keduanya, kemudian dia menang Italian Junior A Championship,” jelasnya.

Bastianini bahkan sempat dilatih oleh Alicia Carretero, juara diving Italia, yang menjadi pelatihnya.

Pada akhirnya orang tua rider 25 tahun ini lebih memilih dunia balap motor, bahkan Alicia Carretero juga menyarankan Bastianini untuk menggeluti balapan saja. 

Dani Pedrosa akan Kembali Beraksi di MotoGP 2023

Setelah lama menjadi bahan pembicaraan, akhirnya ada kepastian Dani Pedrosa balapan lagi di MotoGP 2023.

Dani Pedrosa akan tampil balapan di MotoGP Spanyol 2023 sebagai pembalap wildcard dari tim Red Bull KTM Factory Racing.

Pengumuman ini dibuat bersamaan dengan launching tim Red Bull KTM Factory Racing, Kamis (26/1).

Seperti dikutip dari GridOto.com, kabar gembira itu diumumkan langsung oleh bos tim pabrikan KTM, Francesco Guidotti.

“Aku baru saja mendapat konfirmasi, Dani Pedrosa akan turun sebagai wildcard di Jerez,” kata Guidotti dilansir dari Corsedimoto.

Tak perlu menunggu lama karena MotoGP Spanyol 2023 sendiri menjadi seri keempat musim ini, digelar pada tanggal 28 hingga 30 April 2023 mendatang.

Salah satu yang menarik Pedrosa balapan adalah adanya sprint race, dia penasaran untuk merasakan sensasi berbeda dari sebelumnya.

Tak cuma balapan, Pedrosa bakalan berkonsentrasi untuk mencoba beberapa komponen baru karena perannya sebagai pembalap tes KTM.

“Aku masih menikmati kebut-kebutan, ini adalah hal yang paling indah di dunia,” kata Dani Pedrosa bulan November 2022 lalu, dilansir dari Speedweek.

“Selama aku masih bisa kencang dan aku bisa memberikan masukan ke insinyur KTM, aku akan terus lanjut,” jelas pria 37 tahun ini.

Sebelum ini, The Little Samurai sempat tampil wildcard juga di MotoGP Styria 2021 silam.

Kala itu pembalap bernomor 26 ini tampil solid di sesi latihan, meski akhirnya hanya finis ke-10.

“Tahun 2023 akhir pekannya akan berubah dengan sprint, ada balapan dengan jarak menengah, dan mengubah seluruh akhir pekan Grand Prix,” lanjut Pedrosa.

“Yang berubah adalah pembalap utama akan menjalani balapan sprint. Jadi ya, balapan lagi akan menarik, jadi setelah tes selanjutnya aku sudah punya kepastian soal apa yang dibutuhkan dan tidak,” jelasnya.

Tim Ducati Lenovo Rilis Line Up dan Livery MotoGP 2023

Tim Ducati Lenovo akhirnya resmi meluncurkan susunan tim dan livery motor baru Desmosedici GP23 untuk kompetisi MotoGP 2023.

Selain livery Desmosedici GP23, Ducati Corse memperkenalkan duet juara musim 2022, Pecco Bagnaia, yang akan mendapat tandem baru, yaitu Enea Bastianini di MotoGP 2023.

Peluncuran tim pabrikan Ducati untuk MotoGP 2023 ini dilakukan spesial di sebuah daerah pegunungan bersalju, yakni Madonna di Campiglio, di Italia bagian utara.

Acara ini bertajuk Campioni in Pista ‘Juara di Lintasan’ yang digabung dengan acara launching tim Aruba.it Racing – Ducati yang akan berlaga di kejuaraan World Superbike.

Ini adalah kali pertama sejak 10 tahun Ducati kembali melakukan launching di lokasi ini, khususnya pertama sejak kedatangan Gigi Dall’Igna.

Pada launching ini, terlihat perubahan besar dilakukan Pecco Bagnaia yang menjadi juara MotoGP 2022.

Meski sempat bingung dalam beberapa bulan terakhir, murid Valentino Rossi ini akhirnya memutuskan untuk memakai nomor 1 di MotoGP 2023.

Namun, di dalam nomor 1 tersebut, sebenarnya ada nomor 63 dengan ukuran kecil sebagai pengingat nomor asli pembalap asal Italia ini.

Dari segi tampilan, tidak ada perubahan signifikan dengan livery merah khas tim Borgo Panigale ini.

Rasanya hanya lebih banyak logo sponsor saja untuk tim Ducati Lenovo.

Sebagai tim juara di MotoGP 2022, sangat wajar jika semakin banyak brand yang ingin menjadi sponsor tim Borgo Panigale.

Hal itu bisa terlihat dengan masuknya beberapa brand baru pada livery motor dan apparel pembalap.

Salah satunya adalah hadirnya Monster Energy, yang hinggap ke pangkuan Ducati setelah tahun lalu sempat menjadi sponsor tim Suzuki Ecstar.

Gresini Racing Tetap Tampil Sangat “Indonesia”

Baru-baru ini, tim Gresini Racing akhirnya melakukan launching tim beserta livery motor barunya untuk MotoGP 2023.

Gresini Racing melakukan launching dengan menampilkan Alex Marquez, sebagai tandem baru Fabio Di Giannatonio di MotoGP 2023 ini.

Dari segi warna livery, warna biru muda (light blue) yang diusung di MotoGP 2022 lalu masih dipertahankan oleh Gresini Racing.

Hanya saja warna merah yang tahun lalu ukurannya agak kecil, kini dikasih proporsi lebih besar di motor tim yang didirikan Fausto Gresini ini.

Hadirnya warna merah yang lebih besar ini semakin menambah aura Ducati pada livery tim satelit asal Italia ini.

Pada pakaian balap pembalapnya pun demikian, di mana warna merah porsinya malah lebih besar dari warna biru muda.

Tentunya, salah satu hal yang dapat mencuri perhatian para fans Indonesia adalah soal sponsor brand Indonesia yang terpampang di motor Desmosedici GP ini.

Seperti tahun lau, ada Federal Oil, Aspira, Antangin Bold Riders, MS Glow For Men, dan Wonderful Indonesia yang terpasang pada motor Gresini Racing.

Federal Oil dan Aspira tampil di bagian fairing samping motor Marquez dan Diggia.

Antangin berada di dekat windshield, sedangkan Bold Riders, MS Glow For Men serta Wonderful Indonesia berada di bagian depan fairing di samping airbox.

Bersamaan dengan kelas premier MotoGP, Gresini juga meluncurkan timnya di Moto2 yang dibela Jeremy Alcoba dan Filip Salac, serta Matteo Ferrari dan Alessio Finello di MotoE.

Berikut foto-foto livery baru tim Gresini Racing di MotoGP 2023.

Variasi Detak Jantung Pembalap MotoGP

Saat seseorang sedang memacu motor hingga mencapai kecepatan di 100 km/jam rasanya sangat lumrah kalau detak jantung menjadi sangat cepat. Namun, para pembalap MotoGP terbukti punya kualitas di atas manusia rata-rata. Pembalap MotoGP detak jantungnya ternyata bisa melonjak drastis melebihi manusia normal saat memacu motornya dalam kecepatan tinggi, bahkan ada yang biasa saja.

Seperti dikutip dari GridOto.com, saat menjalani balapan, detak jantung pembalap MotoGP akan melonjak hingga mencapai angka 160 sampai 170 bpm per menitnya.

Sedangkan rata-rata orang normal dengan aktivitas biasa, detak jantungnya hanya berkisar dari 60 hingga 100 bpm (beat per minute).

Angka 160-170 bpm mirip dengan seseorang yang sedang berolahraga berat, makanya MotoGP di era sekarang sudah tak diragukan lagi sebagai salah satu olahraga fisik.

Walaupun tidak berlari seperti olahraga fisik pada umumnya, ketegangan dan aksi pembalap sudah cukup untuk membuat detak jantungnya naik.

Sudah setinggi itu, ternyata ada juga yang angkanya jauh melebihi rata-rata pembalap MotoGP, bahkan rata-rata atlet secara umum, yakni mencapai 200 bpm.

Adalah pembalap tim Pramac Racing, Jorge Martin, yang detak jantungnya sering kali mencapai 200 bpm saat balapan.

Kendati demikian, ada juga pembalap yang detak jantungnya sangat rendah dan jauh dari rata-rata pembalap lainnya.

Pembalap itu adalah Maverick Vinales, rata-rata detak jantungnya hanya berkisar 100-120 bpm saja saat memacu motornya dan sesekali menyentuh 130 bpm.

Bagaimana pun situasinya, detak jantung Vinales jarang sekali melebihi angka 130 bpm di saat pembalap lain lebih dari 160 bpm.

Jack Miller bahkan pernah menyebut Vinales seperti ular, karena jantungnya tetap “low profile” meski melaju dengan sangat kencang di atas trek.

Namun, di balik itu semua, yang luar biasa adalah kekuatan jantung para pembalap untuk menahan beban setinggi itu.

Layaknya atlet pada umumnya, pembalap juga harus melakukan latihan fisik untuk memperkuat jantungnya.

Selain memperkuat massa otot, para pembalap harus melakukan latihan pernapasan untuk melatih kekuatan jantung.

Bersepeda adalah salah satu latihan yang paling digemari pembalap MotoGP, karena potensi menaikkan denyut jantung relatif lebih tinggi dari latihan-latihan fisik di gym.

Awak Media Kesal Dihalangi Meliput Shakedown Test MotoGP 23

Sebelum mulai seri MotoGP 2023, Dorna Sports membuat kesal para jurnalis, lantaran muncul larangan untuk menghadiri shakedown test dalam rangkaian tes pramusim MotoGP 2023 di Sirkuit Sepang, Malaysia.

Memang belum ada pengumuman resmi dari Dorna Sports, tetapi kabar larangan datang ke sesi shakedown test MotoGP 2023 sudah beredar di Whatsapp Group jurnalis internasional.

Usut punya usut, seperti dikutip dari GridOto.com, larangan ini ternyata dibuat berdasarkan permintaan para tim kontestan MotoGP 2023.

Seluruh tim merasa keberatan jika para jurnalis berada terlalu dekat dengan boks tim saat shakedown test yang digelar pada 5 hingga 7 Februari 2023 tersebut.

Mungkin saja takut jika beberapa komponen akan difoto oleh jurnalis sehingga bisa ditiru oleh para rivalnya.

Seketika para jurnalis yang setia mengikuti MotoGP keliling dunia pun heboh dan marah besar di media sosial.

Banyak yang mempertanyakan kenapa MotoGP malah melakukan antitesis di tengah kemerosotan popularitasnya.

Tentu yang membuat para jurnalis internasional lebih kesal lagi, mereka sudah booking tiket dan hotel di Malaysia untuk menghadiri shakedown test.

“Tim-tim meminta ada pagar ditutup untuk media selama tiga hari shakedown di Malaysia, MotoGP mencari penonton, tapi bukannya dibuka malah menutup pasar,” tulis akun Twitter media Italia GPOne, @gponedotcom.

“Sayangnya benar, tak ada jurnalis diperbolehkan di shakedown test sebelum tes utama di Sepang. Kami hanya dikabari kemarin soal perubahan aturan ini, sangat lama setelah booking tiket penerbangan,” tulis Simon Patterson (@denkmit) menjawab cuitan Lucy Wiryono di akun Twitter-nya.

Meski dilarang untuk shakedown test, para jurnalis masih bisa menghadiri sesi tes resmi pada 10 hingga 12 Februari 2023.

Hal tersebut masih disayangkan, karena shakedown jadi tempat para pembalap tes dan rookie tampil mencoba beberapa hal baru di motornya.

Ditambah lagi shakedown test ini biasanya bermunculan komponen-komponen unik dari motor baru masing-masing pabrikan, yang menarik rasa ingin tahu para fans di seluruh dunia.

Lewis Hamilton Beri Ancaman pada Verstappen

Setelah tidak bisa berbuat banyak dan kalah telak di musim balap F1 tahun lalu, pembalap tim Mercedes, Lewis Hamilton, memberi peringatan kepada juara dunia F1 2022 Max Verstappen.
Dalam dua tahun belakangan, Lewis Hamilton kalah dalam persaingan perebutan gelar.

Setelah juara dunia dalam empat tahun terakhir (2017 hingga 2020), Langkah Lewis Hamilton dihentikan oleh Max Verstappen pada tahun 2021.

Bahkan di tahun Lewis Hamilton kalah telak karena tidak mendapatkan satu kemenangan, Max Verstappen merajalela dan meraih gelar juara dunia keduanya secara beruntun.

Namun, Lewis Hamilton mengingatkan bahwa tetap berada di puncak setelah diraih tidaklah mudah.

Kekalahan di balap F1 Abu Dhabi pada 2021 mengakhiri rentetan gelar juara dunia untuk Hamilton.

Meskipun gelar konstruktor masih diraih Mercedes, tetapi tahun berikutnya adalah musim terburuk tim berjuluk Silver Arrows sejak sebelum diperkenalkannya mesin hybrid.

Namun, Hamilton menolak untuk melihat musim lalu sebagai kekecewaan dan malah menyadari bahwa dia telah melihat kemenangan sebagai hal yang normal.

“Kami memiliki begitu banyak kesuksesan sebelumnya sehingga terasa sedikit hampa. Kami menang, tetapi kami telah mengharapkannya. Aneh, karena sebenarnya ini adalah hal yang luar biasa,” kata pembalap Mercedes itu seperti dikutip dari GridOto.com.

Tahun lalu Mercedes hanya meraih satu kemenangan yang diraih oleh George Russell di Brasil.

Pada saat yang sama, tersembunyi pula peringatan terselubung atau ancaman untuk Verstappen.

“Saya tahu betapa sulitnya berada di puncak dan bertahan di sana,” ujar Hamilton.

Oleh karena itu, tujuannya adalah untuk kembali ke puncak bersama Mercedes dan menantang tim Red Bull Racing dan Ferrari pada tahun 2023.

Tahun lalu, Hamilton hanya finish di urutan keenam klasemen F1 2022 dan harus menyaksikan Verstappen merebut gelar kedua berturut-turut.

Pembalap Inggris itu masih mengejar rekor delapan gelar juara dunia.

Saat ini ia masih berbagi rekor gelar terbanyak dengan Michael Schumacher.

Joan Mir Resmi Berseragam Repsol Honda

Setelah lama berembus gosip terkait sosok pembalap yang akan jadi mitra Marc Marquez, Joan Mir akhirnya resmi menggunakan atribut tim Repsol Honda yang akan dibelanya pada MotoGP 2023.

Sebelumnya, Joan Mir sudah memulai pekerjaannya bersama Honda, tetapi baru kali ini pembalap Spanyol tersebut bisa memakai atribut resmi tim Repsol Honda.

Joan Mir terhalang karena tahun lalu ia masih terikat kontrak dengan Suzuki dan sponsornya, bahkan belum boleh memberikan pernyataan soal Honda sepanjang tahun lalu.

Sebagaimana pembalap-pembalap lainnya, Mir merasa bangga bisa memakai seragam tim legendaris di MotoGP ini.

“Kupikir semua pembalap pernah memimpinkan diri mereka memakai seragam ini, jadi ini membuatku bangga,” kata Mir seperti dikutip dari GridOto.com.

Akan tetapi, Mir tak mau terlalu berlebihan untuk bangga karena tim Repsol Honda punya tugas besar untuknya di MotoGP 2023.

“Aku masih muda untuk mencoba, aku akan beradaptasi dengan tantangan baru ini dan bersikap optimis,” sambung Mir.

Tak lupa, juara MotoGP 2020 tersebut mengucapkan salam sapa kepada Marc Marquez yang bakal menjadi tandemnya pada MotoGP 2023.

Mir mengajak Marc Marquez untuk bekerja sama membawa kembali kejayaan ke tim Repsol Honda.

“Berbagi garasi dengan Marc Marquez adalah tantangan nyata karena dia adalah pembalap terhebat di grid dan dengan titel terbanyak,” imbuh Mir.

“Berusaha mencapai target yang sama bersama akan sangat penting, daripada harus bekerja sendiri-sendiri. Kami harus menjalaninya bersama-sama,” lanjut juara Moto3 2017 ini.

Mir tampak tak mau langsung berbangga karena mengingat kisah Jorge Lorenzo ataupun Pol Espargaro yang gagal memenuhi ekspektasi banyak orang.

“Menjadi bagian tim ini berarti tekanan lebih, karena hanya kemenanganlah yang menjadi hasil bagus di sini. Tapi kami harus realistis, kami datang di masa-masa sulit,” imbuh rider asal Mallorca ini.

“Kuncinya adalah adaptasi cepat dengan motor ini dan mengasah percaya diri serta kecepatan dalam beberapa balapan awal. Setelah it, targetnya adalah mendekati podium dan meraih hasil bagus di pertengahan musim. Aku harus segera terbiasa dengan motornya,” tegas Mir.

Pembalap 25 tahun ini juga menyadari motor yang akan digunakannya akan lebih sulit dikendalikan dari motor Suzuki, tapi ada potensi besar di sana.

“Sepanjang tes, aku sempat mengikuti Marc dan berbagi data. Dia tahu benar bagaimana kerja motor ini. Dia bisa mengendarai apa yang diminta motor ini, melewati tikungan dengan cepat, yang mana sebenarnya lebih cepat dibanding motorku sebelumnya,” sambung Mir.

“Motornya memberikan tenaga yang berbeda dari motor sebelumnya. Kami tahu kami ada di masa sulit, tapi pendekatannya akan sama, mencoba secepat mungkin untuk memberikan tempat pantas kepada seragam ini,” tuntasnya.

Hyundai Bakal Berlaga di Kontes F1

Kabarnya, brand mobil asal Korea Selatan, Hyundai, memiliki niatan untuk bergabung ke dalam keluarga Formula 1.

Popularitas F1 yang sedang meningkat dahsyat sepertinya berhasil menarik perhatian brand-brand otomotif terkenal dunia, termasuk Hyundai.

Hyundai yang sukses di World Rally Championship (WRC) dan World Touring Car Cup, ingin melebarkan sayapnya ke ajang balap paling elite di dunia ini.

Seperti dikutip dari GridOto.com, petinggi Hyundai konon telah mengadakan pertemuan resmi dengan CEO F1, Stefano Domenicali.

Petinggi Hyundai mencoba menyampaikan niatan mereka untuk berkomitmen di F1 di masa depan.

Sayangnya masih belum jelas apakah untuk kompetisi 2026 dengan regulasi barunya nanti, ataupun tahun-tahun selanjutnya.

Belum jelas juga soal tim mana yang akan bekerja sama dengan mereka jika benar-benar ke Formula 1.

Dalam beberapa tahun terakhir, F1 telah berhasil menarik banyak merk untuk bergabung ke keluarga ajang balap jet darat ini.

Pandemi Covid-19 pun tampaknya bukan masalah berat karena pihak panitia F1 mampu menanganinya dengan baik.

Hal paling baru yang perlu Anda tahu adalah pabrikan Audi, yang resmi menjalin kesepakatan dengan tim Sauber untuk turun balapan bersama di F1 2026 mendatang.

Audi menilai reguasi F1 2026 sangat memungkinkan untuk brand ini bergabung sebagai pemasok mesin, dan hal itu juga menarik perhatian banyak brand termasuk Hyundai.

Selain Hyundai, brand raksasa Amerika Serikat, Ford, juga dikabarkan berniat untuk bergabung ke keluarga F1.

Jika terjadi, kita akan melihat lagi pertarungan brand Hyundai dan Ford yang juga memanas di Kejuaraan Dunia Reli (WRC).

Selain pabrikan mobil, ada Andretti Autosport yang sedang ngebet banget untuk menjadi salah satu tim balap di Formula 1 di masa depan.

F1 pun juga berencana melakukan ekspansi lebih besar lagi dengan menambah jumlah seri di berbagai belahan dunia.

Kurang Bumbu Drama, MotoGP Makin Kalah Pamor

Beberapa tahun belakangan, pamor MotoGP sepertinya semakin meredup. Pensiunnya Valentino Rossi dianggap menjadi alasan utama turunnya popularitas MotoGP.

Akan tetapi, pendapat pamor MotoGP turun karena Valentino Rossi pensiun ini tidak sepenuhnya disepakati oleh Paul Denning, bos Yamaha Racing di World Superbike.

Menurut Paul Denning, ada banyak hal selain faktor Valentino Rossi yang membuat animo fans untuk menikmati balapan MotoGP menurun.

Seperti dikutip dari MotoGP, mantan bos Suzuki di MotoGP ini membandingkan MotoGP dan WorldSBK sekarang, yaitu jarak antara dua kejuaraan ini semakin menipis.

Meskipun demikian, pada saat MotoGP turun pamor, kejuaraan World Superbike malah berhasil menarik perhatian fans balap.

Pertama adalah soal rivalitas, di WorldSBK ada sajian tontonan menarik berkat rivalitas tiga pembalap, Toprak Razgatlioglu, Jonathan Rea, dan sang juara Alvaro Bautista.

MotoGP juga punya Fabio Quartararo dan Pecco Bagnaia yang bertarung hingga akhir musim, ditambah juga Aleix Espargaro.

Akan tetapi, bumbu-bumbu friksi antara para pesaing ini kurang begitu greget di MotoGP karena pembalapnya terlalu akur.

Sedangkan di WorldSBK, meski pembalapnya akur di podium, di depan media ketiganya saling kritik dan membuat situasi memanas.

“Aku tak kenal Aleix atau Fabio, tapi mereka orang baik. Namun, setelah balapan, Fabio sempat meminta maaf ke Aleix dan permintaan maafnya diterima. Mungkin seharusnya mereka bertarung lebih panas untuk menarik perhatian?,” kata Denning dilansir dari Motorsport-Total.

“Dengan rivalitas tanggung seperti ini, kau takkan mendapat perhatian maksimal,” jelasnya.

Pendapat Denning ini jelas relevan, karena pada era-era sebelumnya ada Valentino Rossi, Marc Marquez, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, serta Casey Stoner yang membuat MotoGP menarik dengan masing-masing permusuhannya.

Hampir tak ada pembalap yang liburan bersama ataupun tersenyum bersama setelah menjalani rivalitas mereka.

Bahkan dua dekade silam permusuhan Rossi melawan Max Biaggi ataupun Sete Gibernau juga membuat nama MotoGP melambung.

Masalah lainnya adalah potensi menyalip agak sulit di MotoGP saat ini, beda dengan World Superbike, yang sering nonton keduanya tentu bisa membandingkan.

“Overtaking adalah aspek penting pembalap di WorldSBK karena bisa menyalip pembalap lainnya dan secara langsung bisa melakukan serangan balik. Itu kenapa kita bisa menonton tiga sampai empat kali salip menyalip dua pembalap dalam satu lap,” lanjut Denning.

Soal motor, MotoGP tentu masih lebih menarik dengan teknologinya, hanya saja WorldSBK lebih seru soal balapannya.

“Rasanya tidak begitu mudah buat pembalap MotoGP untuk melakukannya karena batasan teknis. Jadi dari sudut pandang murni keseruannya saja, balapan World Superbike lebih menarik,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, MotoGP kesulitan menyalip karena adanya efek turbulensi akibat komponen aerodinamika motornya.

Hal itu yang tak ada di WorldSBK tapi malah membuat balapan lebih ketat.