Minyak rem berfungsi untuk mendorong piston di kaliper rem agar kampas bisa menjepit cakram sesuai tekanan saat tuas master rem ditarik. Selain itu, minyak rem juga bekerja mengurangi panas akibat gesekan logam pada komponen sistem pengereman, yaitu kampas dan cakram.
Pada sistem pengereman hidrolik (rem cakram), tanpa adanya minyak rem, sistem hidrolik tidak akan bekerja meski tuas rem sudah ditarik berkali-kali sekuat tenaga. Begitu pun saat volume minyak rem berkurang, kinerjanya tidak akan maksimal.
Menariknya, ada beberapa orang yang menggunakan minyak rem untuk keperluan menyembuhkan luka di kulit? Benarkah hal tersebut?
Para mekanik kendaraan atau montir, kerap melakukan hal itu. Menurut mereka dengan diberikan minyak rem luka cepat kering, dan sembuh. Para montir meyakini, minyak rem sangat berguna untuk pertolongan pertama pada kecelakaan. Saat minyak rem diguyur ke luka yang baru, membuat sakit dan perih di luka hilang.
Namun sebenarnya, minyak rem nggak ada hubungannya dengan pengobatan medis. Bahkan di kemasan diberi peringatan tidak boleh kontak langsung dengan minyak rem, khususnya mata dan kulit.
Sejatinya minyak rem itu mengandung zat kimia aktif, yang tentunya berbahaya bagi manusia. Kandungan zat kimia pada minyak rem adalah; glycolbased yang mengandung mineral oil, glycol ester dan ethers, serta beberapa ada juga yang menggunakan synthetic oil.
Jika mengalami luka yang mengakibatkan kulit terbuka dan berdarah sebaiknya bawa langsung ke klinik atau dokter terdekat. Terlepas benar atau tidaknya minyak rem aman untuk pertolongan pertama pada luka tapi yang jelas kedokter lebih baik.